Seperti Apa Aturan Terapi ARV bagi ODHA di Bulan Puasa?

Meski tubuh memang benar sedang fit dan yakin kuat untuk berpuasa, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter mengenai keputusan untuk berpuasa.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 06 Mei 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2019, 05:00 WIB
Kementerian Kesehatan memaparkan obat antiretroviral (ARV) aman hingga 2017.
Kementerian Kesehatan memaparkan obat antiretroviral (ARV) aman hingga 2017.

Liputan6.com, Bandung - Bulan puasa bisa menjadi dilema bagi mereka yang sedang menjalani pengobatan untuk mengatasi penyakit tertentu. Tidak terkecuali bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang butuh minum obat antiretroviral (ARV) setiap 12 jam sekali untuk menurunkan risiko penularan penyakitnya.

Padahal, di Indonesia, seorang Muslim diharuskan untuk berpuasa selama kira-kira 13 jam.

"Untuk teman-teman yang besok mulai berpuasa sedang bertarawih tapi juga minum ARV tiap 12 jam selama puasa, waktu minum ARV dapat digeser menjadi saat buka puasa dan saat sahur," kata dokter dan konselor pada HIV/AIDS dr. Ronald Jonathan, MSc, DTM&H.

Menurut Ronald, tidak ada halangan untuk ODHA berpuasa pada bulan Ramadan asalkan kondisinya sehat. Berpuasa justru akan menyehatkan bagi ODHA, dan menambah nilai spiritualitas.

"Puasa yang dijalankan dengan sungguh-sungguh memiliki nilai spiritualitas yang menghasilkan rasa damai dan ucapan syukur. Rasa damai dan ucapan syukur bisa menaikkan kekebalan tubuh bagi yang menjalankannya dengan sepenuh hati," ujarnya.

Akan tetapi, jika ODHA merasa kondisinya sedang tidak fit, jangan dipaksakan untuk berpuasa. Ronald mengatakan, ODHA yang baru memulai pengobatan ARV juga umumnya tidak disarankan puasa dulu karena tubuhnya belum terbiasa dengan efek samping obat ARV seperti mual, muntah, pusing, dan tidak enak badan.

"Kalau dia HIV stadium 1 dan 2 dan CD4-nya masih baik, mereka boleh puasa. Tapi bila mereka di stadium 3 dan 4 dan dalam keadaan sakit dan baru mulai ARV kita anjurkan tidak puasa," kata Ronald.

Meski tubuh memang benar sedang fit dan yakin kuat untuk berpuasa, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter mengenai keputusan untuk berpuasa. "Sebaiknya konsultasi dengan dokter yang menanganinya," ujarnya.

Ronald menambahkan, ODHA yang keadaannya belum memungkinkan untuk puasa jangan berkecil hati.

"Mereka masih tetap bisa meraih rasa damai dan ucapan syukur dengan berdoa dan membayar fidyah. Kekebalan anda pun bisa membaik. Tetap jaga pola hidup sehat, minum yang cukup karena pagi sampai siang cukup panas. Makan dengan gizi seimbang dan tidak berlebihan di saat buka dan sahur. Jangan lupa menjalankan olahraga sesuai kapasitas masing-masing," papar Ronald.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya