Liputan6.com, Garut - Penurunan spanduk hasil rekapitulasi kemenangan pasangan calon presiden Prabowo Subianto di sejumlah titik di Garut, Jawa Barat nyaris bentrok. Awalnya, Panwascam Kecamatan Tarogong Kidul sudah melarang pemasangan spanduk itu. Namun, Brigade 02 yang merupakan relawan pemenangan Prabowo keukeuh dengan rencana pemasangan itu.
Ketua Brigade 02 Garut, Yusuf Supriadi mengaku heran dengan upaya paksa penurunan spanduk itu. Menurutnya, pemasangan spanduk kemenangan Capres Prabowo untuk daerah Garut itu tidak melanggar aturan.
Advertisement
Baca Juga
"Kenapa kok pada takut dengan baliho, kami hanya menyampaikan hasil pleno Pilpres di Garut," ujarnya, Rabu, 8 Mei 2019.
Seperti diketahui, untuk kedua kalinya Prabowo kembali menang telak atas Jokowi di Kabupaten Garut. Mantan Danjes Kopassus itu berhasil meraup suara 72,16 persen, berbanding 27,84 persen milik Jokowi.
Menurutnya, pemasangan spanduk itu untuk menginformasikan kepada masyarakat, sekaligus mengawal jumlah suara Pilpres Prabowo di Garut tetap utuh hingga masuk ke tabulasi data KPU. "Tidak kurang satu suara pun," ujarnya.
Untuk itu, para relawan pemenangan Prabowo di Garut berencana untuk kembali memasang spanduk tersebut. "Itu hanya memberitahu khalayak tentang hasil pleno. Kami besok akan tetap memasang spanduk serupa," kata dia.
Saat disinggung soal dugaan adanya bentrokan dengan anggota Panwascam Tarogong Kidul, Yusuf membantahnya. "Dia (Panwascam) berdiri seakan mengajak berantem. Ya kita layani. Jangan pernah takut untuk (kawal) suara rakyat satu pun," kata dia.
Â
Tanggapan Panwascam
Ketua Panwascam Tarogong Kidul, Geri Muzayyin mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan ada dua spanduk pengumuman hasil rekapitulasi suara yang dipasang tim relawan pemenangan Prabowo yakni Bundaran Simpang Lima dan Alun-alun Tarogong.
Untuk menjaga situasi agar tetap kondusif, akhirnya Panwascam langsung menurunkan spanduk tersebut. Upaya itu bukan tanpa alasan. Sesuai dengan intruksi Bawaslu RI, seluruh masyarakat termasuk para relawan, diminta tetap tenang menjaga diri, sebelum pengumuman resmi KPU pusat pada 22 Mei mendatang.
"Ini kan ukurannya nasional," ujarnya.
Apalagi saat ini, seluruh masyarakat dalam kondisi kondusif karena tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan. "Dari kami hanya ingin menjaga kondusivitas pascapemilu," ujarnya.
Ihwal dugaan adanya kontak fisik mengenai penolakan dari relawan pemenangan Prabowo, Geri mengaku hanya adu argumentasi semata sebagai kewenangan Panwascam. "Kami sudah lapor ke Bawaslu untuk menertibkan," ujarnya.
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguana mengatakan, untuk menghindari kejadian serupa terulang kembali, lembaganya meminta agar seluruh lapisan masyarakat tetap menjaga ketertiban, hingga pengumuman resmi dari KPU pusat. "Insya Allah hasil pantauan kami Garut tetap aman," ujarnya.
Menurut Budi, sejak pelaksanaan pemilu 17 April lalu, masyarakat Garut mampu menjaga situasi. "Ini hasil karya cipta seluruh masyarakat Garut bersama TNI dan Polri," kata dia.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement