Kerap Dipalak Preman, Mimi Peri Kapok Jualan Pecel Lele

Baru saja merintis usaha warung pecel lele, Mimi Peri harus menghadapi ujian berat dipalak preman.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 20 Mei 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 12:00 WIB
Mimi Peri
Mimi Peri alias Ahmad Jaelani saat berfoto di warung miliknya di Kota Kendari. (Liputan6.com/ Ahmad Fua)

Liputan6.com, Konawe - Mimi Peri, pria yang kerap tampil dengan gaya nyentrik itu dikabarkan tengah merintis usaha baru. Pemuda asal Kabupaten Konawe Selatan kini berjualan nasi goreng dan pecel lele di Kota Kendari.

Namun, baru satu bulan berjualan di pinggir jalan, pria bernama Asli Ahmad Jaelani itu mengaku kapok dan akan segera menutup warungnya. Penyebabnya, dia dan karyawannya kerap didatangi preman di wilayah Kota Kendari.

Mimi Peri mengatakan, preman yang kerap mendatanginya sering mengaku sebagai penguasa wilayah tempatnya menggelar dagangan. Dia menceritakan, preman itu kerap datang bertiga atau berdua menggunakan sepeda motor.

Sekali palak, Mimi Peri dimintai Rp 300 ribu. Mereka berdalih, jumlah ini untuk biaya keamanan warung agar aman berjualan.

Padahal, selain jatah bagi preman, pihaknya harus membayar setoran kebersihan dan pajak ke Pemkot Kendari.

"Mereka datang pas saya lagi tidak ada di warung. Mereka todong kakak saya di warung," ujar Mimi Peri kepada Liputan6.com, Senin (20/5/2019).

Dia melanjutkan, para preman bukan saja meminta jatah uang bulanan. Kadang, beberapa pemuda tak dikenal itu datang dan meminta ayam goreng gratis kepada saudara Mimi Peri yang bernama Sutar.

"Mereka kadang datang sambil melotot-melotot matanya. Ini tidak bohong," ungkapnya.

 

Wasiat Pemilik Warung

Mimi Peri
Foto: Ahmad Fua/ Liputan6.com

Warung makan yang dipakai Mimi Peri merupakan warung bekas yang dibeli dari pemilik lama. Warung dengan lebar 4 x 6 meter itu, dibeli seharga Rp 24 juta.

Harga ini, termasuk sebidang tanah, warung, patok dan beberapa perabotan. Uang sebanyak ini, diungkapkan Mimi Peri dari pekerjaannya mempromosikan produk-produk perusahaan atau orang lain (endorsment).

Sebelum membeli warung, pemuda kelahiran 1988 itu sudah diwanti-wanti oleh pemilik lama. Dia mengatakan, pemilik sebelumnya sudah mengatakan, ancaman dari tukang palak akan banyak.

"Tetapi, Mimi Peri pikir tidak akan separah ini," katanya.

Dia mengungkapkan, para pemalak berdalih jika bukan hanya warung Mimi Peri yang dimintai uang keamanan. Namun, semua warung yang ada di wilayah itu.

"Kita kan baru mau berusaha ya, baru mau mencoba berdagang, tapi kok cobaannya bikin takut gitu," ujar Mimi Peri dengan gaya bicaranya yang gemulai.

Dia melanjutkan, hanya akan berjualan saat Ramadan saja. Setelah Ramadan, dia akan menutup warungnya.

"Saya rencana mau jual warung ini, mau tutup dulu. Mau tetap berdagang, tapi bukan di situ" pungkasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya