Berkumpul di Solo, Diaspora Jawa Sedunia Wajib Berbahasa 'Ngoko'

Ratusan diaspora Jawa dari berbagai belahan dunia akan berkumpul di UNS Solo.

oleh Fajar Abrori diperbarui 21 Jun 2019, 03:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2019, 03:00 WIB
Kampus UNS
Kampus UNS Surakarta menjadi lokasi pertemuan diaspora Jawa seluruh dunia pada 20-23 Juni 2019.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Ratusan orang keturunan Jawa dari berbagai belahan dunia atau yang lebih dikenal dengan diaspora Jawa akan berkumpul di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, 20-23 Juni 2019. Para diaspora dari delapan negara itu akan menggelar berbagai acara untuk melepas rasa kangen dengan tanah leluhurnya di Jawa.

Ketua panitia kegiatan, Setyo Budi mengatakan diaspora Jawa ini secara kesejarahan adalah keturunan dari orang-orang Jawa yang bermigrasi ke berbagai negara. Awal mula penyebaran orang Jawa terjadi ketika masa kolonial yang banyak orang jawa dibawa ke luar negeri oleh Belanda.

“Proses penyebaran leluhur orang Jawa di berbagai negara itu terjadi pada awal abad 19, ya sekitar tahun 1890-an,” kata dia kepada wartawan di Gedung Rektorat UNS, Rabu, 19 Juni 2019.

Setelah tinggal di berbagai negara, leluhur orang Jawa itu pun beranak-pinak di luar negeri. Kini keturunan orang Jawa di mancanegara itu membentuk komunitas sesuai dengan kesamaan psikokultural yang memiliki leluhur orang Jawa.

“Keturunan orang Jawa di luar negeri itu telah membentuk komunitas, seperti di Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Lama-lama komunitas itu saling terhubung karena adanya internet, Youtube, Facebook dan media sosial,” jelasnya.

268 Diaspora Jawa Hadir di Solo

Panitia Diaspora Jawa
Panitia kegiatan pertemuan diaspora Jawa di Kampus UNS.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Menurut, Setyo, kini telah terbentuk komunitas diaspora Jawa di luar negeri dengan membentuk Paguyuban Javanese Diaspora Network. Dengan paguyuban itu para diaspora Jawa di berbagai negara itu menggelar kegiatan dua tahun sekali untuk mengumpulkan para diaspora tersebut di tanah Jawa.

“Acara yang dikoordinasi Paguyuban Javanese Diaspora Network dua tahun sekali menggelar kegiatan yang namanya ngumpulke balung pisah.  Pertama kali itu di Jogja, terus kedua di ISI Surakarta, ketiga di Jogja lagi dan keempat di UNS Surakarta,” sebutnya.

Setyo menyebutkan jumlah peserta diaspora Jawa yang akan hadir dalam kegiatan di UNS Solo sekitar 268 peserta. Para diaspora itu berasal dari delaan negara, di antaranya Malaysia, Suriname, Belanda, Singapura, New Caledonia, China, Amerika Serikat dan lainnya.

“Besok Duta Besar Suriname  ikut datang tapi tidak ingin ada pengawalan. Inginnya seperti masyarakat biasa saja. Sedangkan peserta lainnya juga berasal dari berbagai kalangan. Tapi mereka menyembunyikan, intinya mereka datang sebagai orang Jawa,” kata dia.

Selama di UNS kegiatan pertemuan diaspora Jawa seluruh dunia itu akan dipusatkan di Pusat Studi Javanologi LPPM UNS. Berbagai kegiatan yang berbasis budaya Jawa akan digelar selama pelaksanakaan kegiatan tersebut. Menurut dia, selama berlangsungnya kegiatan tersebut bahasa  yang digunakan adalah Bahasa Jawa Ngoko.

“Ini yang agak nggak enak karena biasanya membawa bahasa krama inggil, nanti dalam acara itu harus pakai Bahasa Jawa Ngoko,” ujarnya.

Ratusan peserta diaspora Jawa itu akan menggelar berbagai kegiatan selama pertemuan di Solo, di antaranya sarasehan, pemutaran film, pameran, malam kesenian hingga cara makan bersama “Nanti akan ada acara madhang bareng,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya