Waspada Abu Vulkanik dan Gas Beracun Usai Erupsi Gunung Tangkuban Parahu

Potensi untuk terjadinya erupsi masih kemungkinan terjadi mengingat masih terekamnya tremor secara berkelanjutan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 27 Jul 2019, 13:27 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2019, 13:27 WIB
Kepala Bagian Tata Usaha PVMBG Gede Suantika
Kepala Bagian Tata Usaha PVMBG Gede Suantika. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Nia Haerani menyebutkan, aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu masih belum stabil. Potensi untuk terjadinya erupsi masih kemungkinan terjadi mengingat masih terekamnya tremor secara berkelanjutan.

Nia menjelaskan, pada saat erupsi Jumat (26/7/2019) sore kemarin, sebaran abu vulkanik mencapai empat kilometer dari Kawah Ratu. Saat ini abu vulkanik juga masih berpotensi keluar dari titik erupsi dengan bantuan hembusan asap.

Oleh karenanya masyarakat dilarang mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas dengan radius 500 meter.

"Jadi seperti kita ketahui, karakter letusan Gunung Tangkuban Parahu yang mengalami erupsi bersifat freaktif. Kemarin yang terjadi itu masih memiliki karakter yang sama sehingga potensi bahaya saat ini adalah erupsi freaktif," kata Nia di Ruang Monitoring PVMBG, Kota Bandung, Sabtu (27/7/2019).

Menurutnya, radius 500 meter dari kawah tercatat masih di sekitar bibir kawah. Sementara, untuk pintu masuk dan pemukiman sekitar Gunung Tangkuban Perahu dinilai masih aman.

Selain abu vulkanik, kata dia, masyarakat diminta agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik di sekitar Gunung Tangkuban Perahu.

Pihak PVMBG juga mengimbau agar masyarakat tidak berlama-lama berada di sekitar bibir kawah aktif agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.

Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha PVMBG, Gede Suantika menjelaskan, abu vulkanik berbahaya bagi pernapasan jika terlalu banyak dihirup.

"Sebenarnya yang kita takutkan dari Gunung Tangkuban Parahu emisi gas beracunnya. Karena zaman dulu ada gas beracun yang mengancam. Lokasi gas beracunnya bersifat lokal di bagian kawah saja," kata Gede.

Hingga Sabtu pagi tadi, kata Gede, aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu mengalami penurunan dibanding saat erupsi pada hari kemarin. Adapun aktivitas gunung ini masih level 1 atau normal.

"Dari segi aktivitas sekarang memang terjadi penurunan. Tetapi secara visual belum bisa naik ke atas," kata Gede.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya