Doa dan Ritual Pendaki di Gunung Lawu saat Malam Satu Suro

Momentum malam 1 'Suro' memang banyak sekali pendaki yang naik ke Gunung Lawu.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2019, 00:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2019, 00:00 WIB
Jalur Singolangu, Gerbang Pendakian Gunung Lawu
Jalur Singolangu, Gerbang Pendakian Gunung Lawu (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Magetan - Jumlah pendaki Gunung Lawu melalui jalur Cemoro Sewu di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur meningkat signifikan pada malam 1 Suro atau malam Tahun Baru Islam 1 Muharam 1441 Hijriah yang mencapai ratusan orang.

Data Pos Pendakian Cemoro Sewu mencatat jumlah pendakian pada akhir pekan biasa hanya berkisar 50 hingga 100 orang, sedangkan pada malam Suro bisa mencapai 500 orang lebih.

Bahkan pada malam 1 Suro tahun lalu tercatat 2.500 orang mendaki Gunung Lawu.

"Momentum malam 1 'Suro' memang banyak sekali pendaki yang naik ke Gunung Lawu," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Fery Yoga Saputra kepada wartawan di Magetan, Sabtu (31/8/2019), dilansir Antara.

Sejak Sabtu siang, kawasan Cemoro Sewu sudah ramai didatangi para pendaki yang hendak naik ke puncak gunung di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah tersebut.

Para pendaki tersebut memiliki banyak tujuan. Ada yang hanya ingin menikmati liburan dengan mendaki gunung ataupun melakukan ritual "Suroan" di puncak Gunung Lawu.

Pihak BPBD mengimbau para pendaki Gunung Lawu tidak membuat perapian di tempat-tempat yang rawan kebakaran hutan. Hal itu karena kondisi saat ini sedang kering akibat musim kemarau sehingga rawan kebakaran hutan dan lahan.

"Biasanya para pendaki yang melakukan ritual 'Suroan' itu banyak yang menyalakan perapian untuk dupa. Diimbau agar itu (perapian, red.) diperhatikan. Jika telah selesai melakukan ritual, hendaknya dipastikan jika perapian telah padam," kata dia.

Ritual Malam Satu Suro

Gunung Lawu, Ternyata Dataran Tinggi Paling Angker Se-Indonesia!
Gunung Lawu dikenal angker dan kental nuansa mistis. Ini sejumlah pantangan dan kisah bikin merinding seputar dataran tinggi itu.

Salah satu pendaki asal Jakarta, Sugito, mengaku mendaki Gunung Lawu bertepatan dengan malam 1 "Suro" untuk ritual. Hal tersebut sering ia lakukan saat peristiwa serupa.

"Memang sengaja naik ke Gunung Lawu untuk ritual di malam 1 'Suro'. Di atas nanti kegiatannya berdoa memohon perlindungan dan keselamatan pada Allah SWT," kata dia.

Sejumlah lokasi di Gunung Lawu yang dikeramatkan dan biasa digunakan ritual, di antaranya Pos IV dan Pos V, seperti Sendang Drajat, Sumur Jalatunda, Hargo Dumilah, dan Hargo Dalem.

Mengingat banyaknya pendaki yang naik ke Gunung Lawu pada malam 1 "Suro", pihak BPBD Magetan mendirikan pos pemantauan di sekitar pintu masuk jalur pendakian Cemoro Sewu.

Pendirian pos pantau tersebut untuk mengantisipasi terjadi kondisi kedaruratan dan mempermudah koordinasi antarpetugas jika terjadi sesuatu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya