Akhir Hidup Tragis 2 Warga Palembang Dalam Sepekan

Dua kasus bunuh diri menggegerkan warga Palembang Sumsel dalam sepekan di bulan September 2019.

oleh Nefri Inge diperbarui 18 Sep 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2019, 18:00 WIB
Dalam Sepekan, Dua Warga Palembang Ditemukan Tewas Gantung Diri
AK menggunakan kain sarung saat bunuh diri di kamar rumahnya di Jalan KI Anwar Mangku, Kecamatan Seberang Ulu (SU) II Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Aksi bunuh diri sempat menghebohkan warga Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Karena dalam satu pekan di bulan September 2019, ada dua orang warga Palembang yang memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

AK (63), warga Jalan KI Anwar Mangku, Kecamatan Seberang Ulu (SU) II Palembang, ditemukan meninggal dunia karena gantung diri. Jasad korban ditemukan pertama kali oleh istrinya, SN, pada hari Senin (16/9/2019) subuh.

Sebelumnya, SN yang sedang menggoreng pisang untuk dijualnya setiap pagi, didatangi oleh AK. Suaminya tiba-tiba mencium SN lalu kembali lagi ke kamarnya sekitar pukul 05.15 WIB. Kebiasaan aneh AK ini, ternyata menjadi petanda kematian korban.

Usai selesai menggoreng pisang, SN langsung ke kamarnya. SN sontak berteriak histeris saat melihat suaminya sudah tak bernyawa dalam kondisi leher tergantung di bagian jendela kamar.

Mendengar teriakan SN, warga sekitar langsung berdatangan. Setelah melihat AK tidak bernyawa lagi, beberapa warga di Jalan KI Anwar Mangku Palembang itu, langsung menghubungi kepolisian terdekat.

Kanit Reskrim Polsek Seberang Ulu II Ipda Andrian Novalezi mengatakan, dari kesaksian SN, korban sudah beberapa kali mencoba bunuh diri.

"Sudah empat kali, akhirnya aksinya yang kelima kali membuat AK menghembuskan nafas terakhirnya. Korban depresi berat, karena penyakit penyakit gangguan saraf di kepala, selama bertahun tahun tidak sembuh akibat kecelakaan lalu lintas,” ujarnya, Selasa (17/9/2019).

Pihak kepolisian mengamankan barang bukti berupa kain sarung berwarna putih. Saat akan dilakukan autopsi, keluarga korban menolak karena ingin segera memakamkan AK.

Aksi bunuh diri yang menggegerkan warga Kota Palembang, juga terjadi di Jalan Srijaya Negara Lorong Tembusan, Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Bukit Kecil Palembang.

SA (19) yang merupakan mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Palembang bunuh diri, dengan cara menjerat lehernya dengan seutas tali di kamar kosnya.

Korban merupakan mahasiswa semester tiga, yang tercatat sebagai warga Jalan Marga Mulya Lorong Cempaka Kota Lubuklinggau Sumsel.

 

Mahasiswa Gantung Diri

Dalam Sepekan, Dua Warga Palembang Ditemukan Tewas Gantung Diri
Instalasi Forensik RS Bhayangkara Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Menurut Kapolsek Ilir Barat 1 Palembang, Kompol Masnoni, kejadian pada hari Sabtu (14/9/2019) sore, sekitar pukul 17.00 WIB.

Anggotanya yang mendapat laporan tersebut, langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Di dalam kamar kos lantai dua, petugas kepolisian menemukan jasad korban yang diduga melakukan aksi bunuh diri.

"Pemilik kos merasa aneh karena SA tidak keluar rumah sejak pagi hari. Saat saksi mengetuk pintu kamar kos, tidak ada respon. Itu yang membuat pemilik kos curiga dan membuka pintu kamar kos dengan kunci cadangan,” katanya.

Saat pintu dibuka, pemilik kos terkejut melihat SA meninggal dunia dengan cara gantung diri di kusen pintu toilet. Saksi langsung melapor ke polisi dan menghubungi keluarga korban.

Dari beberapa barang bukti yang diamankan, salah satunya ditemukan surat wasiat yang ditinggalkan korban di dalam kamarnya. Jasad korban langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang.

 

Surat Wasiat Terakhir

Dalam Sepekan, Dua Warga Palembang Ditemukan Tewas Gantung Diri
SA meninggalkan surat wasiat berisi permintaan maafnya ke keluarganya di Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Dalam surat wasiatnya, SA menuliskan kalimat permintaan maaf kepada keluarganya. Termasuk orangtuanya, paman dan bibi serta neneknya.

Ma, abang minta maaf kalau banyak nian susah. Abang sering ngerepotin nyai, buat marah tante dan om ipan,” tulisan surat wasiat korban.

Korban dimakamkan di TPU Puncak Sekuning Palembang, pada hari Minggu (15/9/2019). Keluarga dan teman korban tampak menghadiri prosesi pemakaman SA.

Torik, teman kampus korban mengatakan, dia terakhir kali bertemu SA setelah selesai salat Jumat (13/9/2019). Setelah itu mereka kembali ke kos masing-masing.

“Setelah Jumat siang itu kami tidak ada kontak lagi, tiba-tiba sore kemarin dapat kabar seperti ini. SA saya kenal sebagai pribadi ceria, tapi dia tidak pernah cerita apapun tentang masalah yang dihadapinya,” ujarnya.

Sama halnya dengan Ali, teman korban yang sengaja datang dari Kota Lubuklinggau untuk menghadiri prosesi pemakaman SA.

 

Mahasiswa Berprestasi

Dalam Sepekan, Dua Warga Palembang Ditemukan Tewas Gantung Diri
Teman SA saat mengikuti prosesi pemakaman korban di TPU Puncak Sekuning Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Dia tidak menyangka mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Multimedia Digital (D4) Jurusan Teknik Komputer Polsri Palembang ini, meninggal dunia karena bunuh diri.

“Saya tidak menyangka, karena keseharian orangnya enjoy, tidak pernah cerita ada masalah. Di komunitas Beatbox, dia juga cukup berprestasi,” ucapnya.

Ketua Jurusan Teknik Komputer Polsri Bahri Joni Malyan juga mengaku terkejut dengan kematian salah satu mahasiswanya tersebut .

“Secara akademik, selama dua semester yang telah dijalani cukup baik, IPK-nya 3,4. Pergaulan sehari-hari juga bagus, tapi kami tidak tahu jika ada persoalan lain yang sedang dihadapi,” katanya.

Dari informasi yang dihimpun, korban baru pindah ke kosnya sejak tanggal 2 September 2019 lalu. Karena selama ini SA menetap di rumah neneknya, di Jalan Letnan Murod, Lorong Damar Kilometer 5 Palembang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya