Liputan6.com, Cirebon - Ragam kegiatan tradisi dan ritual Cirebon tak hanya menjadi tontonan warga setempat maupun wisatawan dari luar daerah.
Warga di seluruh Desa Trusmi Kabupaten Cirebon memadati jalan utama desa. Mereka rela berdesakan hanya untuk melihat tradisi Memayu Buyut Trusmi Cirebon.
Advertisement
Baca Juga
Sesepuh Desa Trusmi Kulon Kabupaten Cirebon Kiai Tony Syach mengatakan, kegiatan tahunan ini tidak sekadar menjalankan tradisi. Memayu Buyut Trusmi Cirebon memiliki makna khusus yakni mempererat tali silaturahmi antarwarga.
"Bahkan warga dari desa lain rela datang jauh ke sini baik hanya sekadar berdoa ataupun menonton. Mereka bertemu satu sama lain dan terjadilah silaturahmi besar di desa ini," kata Tony Syach, Minggu (20/10/2019).
Sejak pagi buta, warga sudah memadati sepanjang jalan di desa yang merupakan pusat kerajinan batik itu. Mereka menanti sejumlah arak-arakan yang dipamerkan oleh warga maupun kelompok masyarakat lainnya.
Bahkan, kata dia, panitia sudah menyiapkan aneka makanan di kompleks makam Buyut Trusmi Cirebon. Makan tersebut sengaja dibagikan kepada warga untuk bersantap bersama usai arak-arakan.
"Di komplek makam ini banyak sekali makanan, sejak sehari sebelumnya warga sekitar sudah mengirimkan makanan ke sini. Jadi kami tak khawatir kehabisan makanan," ujar dia.
Memayu Buyut Trusmi Cirebon merupakan rangkaian acara budaya dalam rangka mengganti atap bangunan makam Ki Buyut Trusmi. Kegiatan ini juga sekaligus menyambut datangnya musim hujan.
Mengarap Berkah
Setiap tahunnya, pelaksanaan perayaan Memayu Buyut Trusmi Cirebon jatuh pada hari Minggu. Hal ini dikarenakan penyelenggara membutuhkan informasi terlebih dahulu mengenai akhir dari musim kemarau
Sementara itu, untuk pemasangan welit atau atap makam Buyut Trusmi rencananya dilakukan pada Senin besok pukul 06.00 WIB. Warga sekitar akan bergotong royong memasang atap tersebut.
Acara tersebut dibuka dengan pacuan kuda. Untuk arak-arakan, menampilkan berbagai kebudayaan masyarakat sekitar berupa tari-tarian, hasil kerajinan batik, makanan khas Cirebon hingga patung karakter dalam ukuran besar.
"Sebagai persiapan jelang musim hujan, agar tidak ada yang bocor saat musim hujan tiba. Kita sendiri berharap musim hujan segera tiba," tutur dia.
Salah seorang pengunjung Sudarno mengaku selalu mengikuti perayaan tersebut. Meski panas cukup terik pada Minggu pagi, namun ia dan dua anaknya sudah siap sejak pukul 06.00 WIB untuk menonton hingga acara selesai.
"Tiap tahun saya pasti datang. Sebab, pertama saya ingin ngalap berkah, karena bukan hanya nonton arak-arakan saja tapi saya juga berdoa ke makam Buyut Trusmi," tuturnya.
Menurutnya, Memayu Buyut Trusmi pun merupakan salah satu event budaya yang sayang kalau dilewatkan begitu saja.
"Lihat saja, begitu banyak warga yang ingin menonton, rela berdesakan sejak subuh. Jumlahnya lebih dari 2 ribu orang, saya sendiri sebagai warga Kabupaten Cirebon bangga melihat ini," uja dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:Â
Advertisement