Bali Kintamani Festival Diundur Gara-Gara Wabah Virus Corona

Penundaan Bali Kintamani Festival hingga batas waktu tak ditentukan.

oleh Dewi Divianta diperbarui 31 Jan 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2020, 17:00 WIB
Virus Corona Hantui Perayaan Tahun Baru Imlek
Orang-orang yang mengenakan masker berjalan melewati dekorasi perayaan Imlek Tahun Tikus Logam di Hong Kong, 24 Januari 2020. Pemerintah China memutuskan menutup seluruh akses masuk dan keluar Kota Wuhan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona. (AP/Kin Cheung)

Liputan6.com, Denpasar - Merebaknya virus Corona di China berimbas terhadap pariwisata Bali. Buktinya, Pemerintah Provinsi Bali sampai harus mengundur pelaksanaan Bali Kintamani Festival yang rencananya akan digelar pada 18 Februari mendatang.

Penundaan itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace. Menurutnya, penundaan tersebut sebagai bentuk rasa simpati atas merebaknya wabah virus Corona yang telah merenggut ratusan nyawa tersebut.

"Penundaan ini dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Tapi kita usahakan tahun ini bisa jalan, sambil menunggu situasi di sana kondusif," jelas Kepala Dinas Pariwisata Putu Astawa, Kamis (30/1/2020).

Mengenai virus Corona ini, Astawa mengakui akan berdampak bagi perekonomian Bali yang bergantung pada sektor pariwisata. "Penurunan jumlah kunjungan wisatawan tentu akan berdampak terhadap industri pariwisata. Akan tetapi, ini saatnya kita untuk instrospeksi diri juga," katanya.

Introspeksi yang dimaksud adalah secara skala dan niskala (lahiriah dan batiniah). "Secara skala mungkin saatnya kita mulai berbenah, terutama isu-isu terkait pariwisata seperti masalah lingkungan, sampah, kemacetan dan air bersih di Bali. Saatnya kita membenahi hal tersebut," imbuhnya.

Secara niskala, Astawa mengajak masyarakat Bali untuk terus berdoa agar wabah penyakit ini bisa segera teratasi dan tidak makin parah. "Untuk itu, kita juga perlu menjaga kesehatan, sehingga bisa terhindar dari penyakit," dia menambahkan, seraya mengatakan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk beberapa upaya pencegahan. 

Seraya menunggu keadaan di China kondusif, Asatawa mengaku sudah saatnya juga membidik wisatawan dari negara-negara lain. "Kita tidak bisa melupakan pasar potensial seperti Eropa serta Australia juga yang berkontribusi besar terhadap jumlag kunjungan tiap tahunnya," dia mengatakan.

Astawa menambahkan, sudah saatnya Bali melakukan pembenahan juga di segala bidang demi menunjang pariwisata, sehingga Bali siap bersaing ke depannya. Selain itu, ia juga mengaku perlu mengklarifikasi berita-berita miring yang bisa merugikan citra pariwisata Bali. "Seperti berita tentang sampah, perlu kita counter itu, mengingat wisatawan, terutama dari Eropa sangat concern dengan masalah tersebut," jelasnya.

Sementara Ketua Bali Tourism Board, IB Agung Partha Adnyana menjelaskan, sesuai dengan edaran yang dikeluarkan oleh Wakil Gubernur Bali, selain penundaan Bali Kintamani Festival, juga dilaksanakan beberapa langkah antisipatif.

"Kita minta pihak hotel untuk tidak mengenakan cancelation fee terhadap agen perjalanan para wisatawan Tiongkok, karena bagaimana pun ini adalah force majeure yang memang tidak dinginkan," bebernya. 

Menurutnya, pihak akomodasi wisata bisa memberikan keringanan berupa penundaan kepada para wisatawan yang awalnya akan menginap. "Bagi travel agent wisatawan Tiongkok yang sudah membayar down payment¸dijelaskan dalam edaran bisa menggunakannya untuk kunjungan berikutnya," imbuhnya. 

Ia mengajak semua pihak untuk menghormati keputusan pemerintah China. "Masalah tingkat kunjungan sudah pasti turun, meskipun belum diketahui secara pasti. Tapi kunjungan wisatawan asing lainnya masih tetap bagus," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya