Liputan6.com, Grobogan - Hingga Selasa (24/3/2020) terdata 2.858 orang berstatus ODP, 244 berstatus PDP dan 19 orang dinyatakan positif corona covid-19. Angka tersebut dimungkinkan terus meningkat karena pelaksanaan physical distancing dan krisis APD medis.
Di RSUD R. Soejati Purwodadi, Kabupaten Grobogan sebagai rumah sakit rujukan kedua, krisis APD disiasati dengan memanfaatkan jas hujan untuk pelindung badan dan helm las sebagai pelindung muka.
Direktur RSUD R Soejati Purwodadi Bambang Pujiyanto, mengatakan bahwa saat ini rumah sakit yang dipimpinnya mengalami persoalan serius ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) khususnya menghadapi pertempuran melawan corona covid-19.
Advertisement
Baca Juga
"Kami memodifikasi jas hujan itu, menjadi pelindung diri, dan memang, mohon maaf dengan seadanya kami harus menangani pasien,” kata Bambang, Kamis (26/3/2020).
Bambang berharap masalah APD segera teratasi. Menurutnya pengamanan diri untuk para perawat maupun dokter dapat sesuai standar.
"Kami harapkan pemerintah pusat maupun provinsi, kalau memang sudah ada APD mohon segera dikirim ke kabupaten. Biarkan sementara dengan daya upaya sendiri kami manfaatkan seadanya untuk menjadi pelindung petugas di lapangan,” kata Bambang.
Harga APD modifikasi tidak terlalu mahal. Satu stel jas hujan yang mudah ditemui di pasaran itu bisa dibeli dengan harga Rp 50 ribu.
"Butuh penanganan peran semua elemen masyarakat termasuk himbauan pusat melakukan physical distancing supaya penularan bisa kita hambat, penyakit bisa kita putus. Harapan kita, maskimal 6 bulan berhenti, syukur seperti China tiga bulan selesai," kata Bambang.
RSUD R Soejati Purwodadi, merupakan rumah sakit terbesar di kabupaten Grobogan. Tidak saja menerima pasien corona covid-19 dari Grobogan, namun pasien dari Boyolali dan Pati juga banyak dirawat di RSUD tersebut.