Liputan6.com, Malang - Jumlah warga Kota Malang terpapar corona Covid-19 terus bertambah. Pemerintah kota setempat pun mengambil sejumlah kebijakan. Mulai dari mengalokasikan anggaran Rp37,3 miliar untuk penanganan maupun bantuan bagi warga terdampak.
Kasus corona Covid-19Â di Kota Malang sampai dengan Kamis, 26 Maret 2020 petang ada 2 orang positif terpapar. Seorang pasien masih dirawat di RS Saiful Anwar Malang dan seorang lagi sudah dinyatakan sudah sembuh.
Advertisement
Baca Juga
Berikutnya, ada 11 pasien dalam pengawasan (PDP) dengan rincian seorang meninggal dunia, 3 orang sembuh. Serta 7 orang masih dirawat di RS Lavallete, RS Panti Waluya Sawahan, serta RSUD Kota Malang. Mereka masih menunggu hasil uji laboraorium.
Sementara untuk orang dalam pantauan (ODP) ada sebanyak 137 orang. Dari jumlah itu, 48 ODP di antaranya adalah tenaga medis di rumah sakit dan sisanya warga biasa. Mereka terus dipantau kondisi kesehatannya.
"Jumlah PDP dan ODP terus bertambah. Kita semua harus semakin waspada serta terlibat memutus mata rantai penyebaran virus ini," kata Wali Kota Malang Sutiaji di Malang, Kamis, 26 Maret 2020.
Untuk anggaran penanganan corona Covid-19, mengestimasikan anggaran sebesar Rp37,3 miliar. Dana itu diambil dari memangkas maupun pengalihan dari sejumlah pos anggaran APBD 2020 Kota Malang. Misalnya, anggaran perjalanan dinas.
"Terutama untuk melindungi warga yang terdampak secara langsung oleh virus ini," kata Sutiaji.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak video pilihan berikut ini:
Tujuan Anggaran
Alokasi anggaran Rp37,3 miliar itu diperuntukkan sejumlah program. Salah satunya sebagai bantuan sosial warga kota terdampak. Seperti mereka yang bekerja sebagai pedagang kaki lima maupun penyandang disabilitas bekerja di jasa pijat maupun kelompok rentan lainnya.
"Dari total anggaran itu disiapkan lebih dari Rp10 miliar bagi warga terdampak," kata Wasto, Ketua Satgas Covid-19 Kota Malang.
Selain itu, Rp15 miliar lagi dipakai untuk menyiapkan RSUD Kota Malang sebagai rumah sakit rujukan. Ini untuk mengantisipasi bila rumah sakit rujukan lainnya sudah kewalahan sekaligus membantu penanganan yang sudah ada.
Sebelumnya, di Kota Malang sudah ada RS Saiful Anwar yang ditunjuk Kemenkes. Kemudian RST Soepraoen, RS Lavallete, dan RS Panti Waluyo yang ditetapkan Pemprov Jawa Timur sebagai rumah sakit rujukan.
Anggaran juga dipakai untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) tenaga medis, alat kesehatan dan penunjang laboratorium kesehatan, sampai menambah ketersediaan bahan–bahan disinfektan untuk gerakan penyemprotan.
"Penambahan alokasi anggaran bisa saja dilakukan karena kita tidak tahu kapan bencana non alam ini selesai," ujar Wasto yang juga Sekretaris Kota Malang ini.
Â
Advertisement