Malam Mencekam di Pandeglang Ketika Gunung Anak Krakatau Meletus

Masyarakat di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten sempat mengungsi ketika Gunung Anak Krakatau meletus

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 12 Apr 2020, 07:21 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2020, 01:00 WIB
Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Liputan6.com, Serang - Susana mencekam terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten ketika Gunung Anak Krakatau meletus. Terlebih ketika terdengar isu dentuman keras di Jabodetabek.

Sebagian warga di Kabupaten Pandeglang, panik dan keluar rumah. Bahkan, sebagian lainnya mengungsi begitu Gunung Anak Krakatau meletus.

 

Masyarakat sempat keluar rumah dan berada di tanah lapang, termasuk jalanan, untuk berjaga-jaga. Karena tengah malam, maka masyarakat hanya membawa barang seadanya saja keluar rumah.

"Pada panik. Alhamdulillah masih aman," kata Ketua Pokdarwis Ujung Kulon, Hudan Zul, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Sabtu (11/04/2020).

Begitu pun masyarakat di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten akibat erupsi Gunung Anak Krakatau, mengaku sempat mengungsi ke Hunian Sementara (Huntara) dan menuju tanah yang lebih tinggi. Meski sempat khawatir, mereka bersyukur hingga kini tidak terjadi musibah apa pun.

"Ya yang ngungsi mah banyak, ngisi Huntara, kan banyak yang kosong," kata Dandy, pemuda dari Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Suasana di Pesisir Serang yang Berdekatan dengan Krakatau

Penampakan Volume Gunung Anak Krakatau yang Menyusut
Pengamatan Gunung Anak Krakatau dilihat dari Dusun Tiga Regahan Lada, Pulau Sebesi, Lampumg Selatan, Senin (31/12). Pengamatan PVMBG, tinggi gunung dari permukaan air laut hanya tersisa 110 meter. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Berbeda dengan Serang, di Kabupaten Serang yang berada di pesisir dan berdekatan dengan Gunung Anak Krakatau kondisinya justru normal dan kondusif. Warga di daerah yang pernah terdampak tsunami Selat Sunda mengaku tidak mendengar suara dentuman saat gunung berapi di tengah perairan Selat Sunda itu meletus.

"Kondisi kondusif, enggak ada suara dentuman. Salah itu mah semalem juga bukan Krakatau," kata Ketua Balawista Kabupaten Serang, Dede Sulaiman, yang berjaga saat Krakatau meletus.

Kepolisian bersama TNI dan BPBD di Kabupaten Pandeglang berpatroli di pesisir pantai dan menenangkan masyarakat yang panik. Lokasi yang dijaga oleh personel gabungan itu setidaknya ada di Carita, Labuan, Panimbang, Cigeulis, hingga Sumur.

Saat Krakatau sudah tidak lagi memuntahkan material vulkaniknya dan dianggap aman, masyarakat yang tadinya berkumpul di tanah lapang, pinggir jalan dan ruang terbuka lainnya, diimbau untuk kembali ke rumah. Sedangkan petugas gabungan terus bersiaga menjaga pesisir pantai hingga perkampungan warga.

"Bahwa letusan yang terjadi semalam relatif aman dibandingkan letusan sebelum tsunami pada Desember 2018. Karena sebelum tsunami, letusannya lebih terasa.

Namun karena pernah terjadi tsunami, sehingga masyarakat lebih sensitif bila mendengar erupsi atau letusan letusan," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardy, dalam keterangan resminya, Sabtu (11/04/2020).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya