Gunung Anak Krakatau Meletus Jadi Sorotan Media Asing

Gunung Anak Krakatau kembali erupsi. Peristiwa ini terjadi pada Jumat malam, 10 April 2020 kemarin.

oleh Hariz Barak diperbarui 11 Apr 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 11:30 WIB
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Anak Krakatau kembali erupsi. Peristiwa ini terjadi pada Jumat malam, 10 April 2020 kemarin.

Aplikasi Magma Indonesia, magma.vsi.esdm.id menyebut aktivitas seismik ditandai dengan erupsi tremor yang terjadi terus menerus.

Sementara itu, dari pos pemantau melaporkan abu berwarna hitam dan abu yang keluar dari puncak Gunung Anak Krakatau bergerak ke timur dengan ketinggian sekitar 500 meter dari dasar kawah.

Hingga Sabtu (11/4/2020) pagi, pukul 05.44 WIB, erupsi masih terjadi.

"Letusan terjadi hingga pagi ini," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (11/4/2020).

Saat ini status Gunung Anak Krakatau berada pada level II atau waspada.

Sejumlah media asing menyorot peristiwa tersebut.

"Eruption at Indonesian volcano Krakatoa," tulis judul berita yang dipublikasikan Newshub.co.nz dari Selandia Baru.

Situs digital surat kabar ternama Selandia Baru, Nzherald.co.nz menulis "Krakatoa volcano Anak Krakatau erupts in Indonesia."

Website Australia, 9news.com.au, menulis "Famous Krakatoa volcano erupts in Indonesia."

"The volcanic island is currently reporting episodes of 'large magmatic eruption', meaning that the volcano is continuing to produce magma and lava, as well as sending ash into the air in a cloud as high as 15km," menurut situs berita itu.

Situs surat kabar Inggris, dailymail.co.uk, menulis judul berita "Krakatoa volcano erupts 'spewing plumes of ash several kilometres into the air' - as people hear a loud boom 150km away in Jakarta."

Gunung Anak Krakatau erupsi sejak kemarin malam, pukul 22.35 WIB. Erupsi Gunung Anak Krakatau melontarkan kolom abu hingga 500 m di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara.

Erupsi Gunung Anak Krakatau terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi ± 38 menit 4 detik.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

 

Simak video pilihan berikut:

Tidak Memicu Tsunami

Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan erupsi Gunung Anak Krakatau di Lampung yang terjadi sejak Jumat (10/4) malam pukul 21.00 WIB hingga 11 April 2020 pukul 06.00 WIB tidak memicu terjadinya tsunami.

"Hasil monitoring muka laut menggunakan 'tide gauge' di Pantai Kota Agung, Pelabuhan Panjang, Binuangen dan Marina Jambu menunjukkan tidak ada anomali perubahan muka laut," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Sabtu 11 April.

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya