Liputan6.com, Palu - Di tengah jalanan sunyi sejak Covid-19 menakuti, sesosok badut menghebohkan warga Kota Palu dengan aksi konyolnya. Dia berjoget, bernyanyi, dan terus berjalan hingga puluhan kilometer untuk menghibur warga. Meski tampak konyol, aksi membadut itu menyimpan misi mulia saat pandemi Corona.
Sabtu siang yang terik, kota sedang sunyi. Di ujung selatan Jalan Suprapto, Kelurahan Besusu Tengah, Kota Palu ada sosok menor sedang berjalan. Perawakannyapun aneh dari lazimnya badut yang tambun. Dia ceking lagi jangkung.
Advertisement
Baca Juga
Dia semacam anomali dari situasi pandemi wabah sekarang; tampak girang, senang, terus berjoged dan berjalan dengan suara musik kencang dari pengeras suara mini yang dipanggulnya. Di jalan lengang itu dia benar-benar menarik perhatian orang-orang.
Dia adalah badut yang sudah lebih dari dua pekan keluyuran di jalan-jalan Kota Palu, di gang-gang permukiman. Mula kemunculannya di tengah pilihan orang untuk “sembunyi” dari risiko terpapar Covid-19 sempat bikin heboh warga.
Tapi makin hari orang menjadi makin maklum dengan aksi si konyol itu. Apalagi dengan kenyataan bahwa aksi sosok misterius itu untuk tujuan mulia; sedang mengumpulkan donasi Rp2.000-an untuk derma bagi orang-orang yang susah di tengah wabah itu.
Bersamaan aksinya mengumpul sumbangan, si badut juga membawa pesan penting agar warga aktif mencegah penyebaran virus Corona Covid-19 dengan menjaga kebersihan dan mengenakan masker. Juga membantu upaya pemerintah yang tengah menanggulangi virus tersebut dengan mengurangi aktifitas di luar rumah. Pesan itu ditempelkan ke dua papan yang mengalung di lehernya, dibawa kesana-kemari.
“Sudah 16 hari aksi ini saya lakukan. Ini untuk membantu sesama yang hidupnya makin sulit karena wabah ini. Juga untuk mendukung pemerintah dan tenaga kesehatan yang sedang berjuang untuk kita semua,” kata si badut misterius yang menolak mengungkap identitasnya itu, Sabtu (18/4/2020).
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tekad Kuat yang Mengalahkan Lelah
Demi aksinya itu, si badut mengaku mampu berjalan kaki sejauh 20 kilometer sejak pukul 9 pagi hingga pukul 20.00 malam. Sejauh itu pula dia mengaku rata-rata mengumpul sumbangan Rp400 ribu. Uang itu akan disisihkan untuk biaya operasional aksinya, juga untuk membeli masker dan bahan makanan untuk derma.
“Masker untuk para sukarelawan dan tenaga kesehatan. Kalau bahan makanan untuk orang-orang di jalan yang membutuhkan. Memang tidak seberapa, tapi paling tidak ada manfaatnya,” kata dia.
Memilih menjadi sukarelawan saat terjadi bencana bukan kali pertama dilakukan sosok di balik kostum badut itu. Saat gempa Palu tahun 2018 dia mengaku menjadi sukarelawan membantu petugas mengevakuasi korban, juga saat tsunami Banten. Pilihannya turun ke jalan saat bencana pandemi Covid-19 kali ini juga atas dasar yang sama; solidaritas bagi yang terdampak. Dampak yang juga dia rasakan sebagai pekerja serabutan.
“Kalau bencana kali ini, memang tidak tampak bentuknya. Tapi sama dampaknya. Banyak orang jadi susah. Bahkan dampaknya makin meluas,” dia menuturkan.
Kapan aksinya berhenti? Si badut mengaku belum mau berhenti meski terbilang melelahkan. Apalagi Ramadan tidak lama lagi tiba. Orang-orang menurutnya juga akan semakin butuh bantuan saat itu.
Dia berharap aksi ngamennya dan sosialisasi pencegahan Covid-19 bisa menguatkan tekad orang-orang untuk sama-sama memerangi wabah itu, termasuk dengan membantu sesama.
“Awalnya saya hanya ingin melakukan aksi ini 10 hari, tapi karena respon warga bagus, saya akan teruskan sampai Ramadan. Mudah-mudahan jadi berkah untuk semua, dan wabah ini bisa cepat berlalu,” si badut berharap.
Tapi siapakah sosok di balik badut itu?
“Tidak penting orang tau siapa saya. Cukup biarkan saya beraksi dan menghibur orang-orang. Kalau punya rezeki lebih silakan donasikan itu lebih penting,” si badut menyanggah.
Advertisement