Liputan6.com, Mamuju - Kasus positif Covid-19 di Sulawesi Barat kembali bertambah. Berdasarkan hasil laporan pemeriksaan swab dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar ada penambahan 14 kasus, secara total ada 58 kasus di Sulawesi Barat.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulawesi Barat Safaruddin Sanusi menguraikan, 13 kasus baru berada di Polman dan 1 kasus di Majene. Sebanyak 12 dari 13 kasus di Polman berada di Desa Batulaya, Tinambung, Polman. Sehingga menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Sulawesi Barat.
"12 kasus positif di Dusun Kandemeng, Desa Batulaya kemudian disebut pasien 45 hingga 56. Di antara mereka terdapat 1 pasien yang memiliki riwayat perjalanan dari deerah terjangkit Covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit, yakni pasien 50 dengan inisial Mu (60), ia diketahui baru kembali dari Kota Makassar," kata Safaruddin saat video conference, Selasa (05/05/2020).
Advertisement
Baca Juga
Sementara, 11 pasien lainnya di Dusun Kandemeng diketahui memiliki kontak erat dengan pasien 50, mereka adalah HA (57) pasien 45 (maninggal dunia), R (42) pasien 46, MM (13) pasien 47, Al (78) pasien 48, M (70) pasien 49, MS (31) pasien 51, Um (17) pasien 52, MB (8) pasien 53, Az (48) pasien 54, Na (33) pasien 55 dan Hu (53) pasien 56.
"Semua pasien saat ini sementara isolasi mandiri di gedung lama Kantor Kecamatan Tinambung. Mereka akan segera dijemput gugus tugas untuk isolasi di RSUD Polman," terang Safaruddin.
Safaruddin menambahkan, satu kasus lain di Polman kemudian disebut pasien 57 dengan inisial He (48), ia tidak memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Namun, memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19, yakni Kota Surakarta, Jawa Tengah.
"Pasien saat ini isolasi mandiri di Kebun Sari Kecamatan Wonomulyo, ia juga akan segera dijemput gugus tugas untuk isolasi di RSUD Polman," jelas Safaruddin.
Lanjut Safaruddin, satu kasus di Majene yang disebut pasien 50 dengan inisial Ri (20), ia masuk dalam klaster Temboro. Karena pasien baru tiba di Majene pada 16 April setalah melakukan perjalanan dari Pesantren Temboro, Magetan, Jawa Timur tempai ia menuntut ilmu.
"Paisen saat ini mejalani karantina di ruang isolasi RSUD Regional Sulawesi Barat," tutur Safarudddin.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kronologi Munculnya Klaster Kandemeng
Safaruddin menjelaskan, munculnya klaster Kandemeng berawal dari pasien 50 yang diketahui memiliki riwayat perjalanan dari Makassar mengalami kedukaan, orangtuanya meninggal dunia pada 4 April lalu. Saat itu, banyak warga yang datang melayat.
"Bahkan pasien 50 sempat melakukan tahlilan di rumahnya pada 7 dan 14 April. Diperkirakan Covid-19 menyebar saat warga datang malayat dan tahlilan di rumah pasien 50," ujar Safaruddin.
Klaster Kandemeng ini mulai terdeteksi saat pasien 45 yang masuk kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meninggal dunia pada 29 April di RSUD Polman. Gugus tugas pun dengan sigap melakukan antisipasi dengan melacak orang yang sudah melakukan kontak dengan pasien.
"Gugus tugas malakukan rapid test terhadap 70 orang warga yang sudah kontak dengan pasien 45 dan hasilnya 30 reaktif Covid-19, termasuk pasien 50 sendiri," jelas Safaruddin.
Kemudian 30 orang yang reaktif Covid-19 itu diambil spesimen swabnya pada 30 April untuk memastikan apakah mereka terjangkit Covid-19. Setelah menunggu beberapa hari, hasil laboratorium keluar pada 5 Mei dan 12 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
"Sejak dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test, 30 warga menjalani karantina di bekas Kantor Camat Tinambung," tutup Safaruddin.
Secara total terdapat empat klaster di Sulawesi Barat, yakni Klaster Pontanakayyang, Klaster Itjima Ulama Gowa, Klaster Temboro, dan Klaster Kandemeng yang baru saja terdeteksi.
Advertisement