Kabar Baik, Unsoed Punya Varietas Padi Tahan Air Asin untuk Pesisir Cilacap

Saat kemarau tak ada sumber air tawar yang bisa menurunkan kadar garam. Akibatnya, salinitas tinggi dan membuat tanaman padi mati

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 19 Mei 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2020, 13:00 WIB
Petani padi yang menerapkan SRI Organik memilih benih sendiri dengan teknik kuno, “nglonggori”, yakni memilih bulir padi terbaik. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Petani padi yang menerapkan SRI Organik memilih benih sendiri dengan teknik kuno, “nglonggori”, yakni memilih bulir padi terbaik. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Ribuan hektare sawah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dibiarkan menganggur pada musim kemarau. Meski tetap terairi, namun petani tak bisa bertanam padi lantaran limpahan air asin.

Maklum, saat kemarau tak ada sumber air tawar yang bisa menurunkan kadar garam. Akibatnya, salinitas tinggi dan membuat tanaman padi mati.

Kondisi ini telah terjadi puluhan tahun dan tak pernah mendapat solusi. Petani, butuh varietas padi tahan air asin.

Padahal, pemanfaatan lahan tidur itu sangat potensial pada masa pandemi Covid-19 ini. Pemanfaatan ribuan hektare sawah itu juga akan berdampak kepada meningkatnya ketahanan pangan masyarakat.

Terlebih, Cilacap dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Dengan luasan lebih 65 ribu hektare sawah Cilacap menjadi penopang ketahanan pangan Pulau Jawa dan nasional lantaran menghasilkan sejutaan ton gabah.

“Kalau ditanam, padinya mati,” kata Akhmad Yunus, pengurus kelompok tani di Cilacap, beberapa waktu lalu.

Yunus bilang petani membutuhkan varietas padi tahan air asin. Dengan begitu, sawah di kawasan pasang surut air laut bisa ditanam dua atau bahkan tiga kali.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Petani Siapkan Puluhan Hektare Sawah Uji Coba

Seorang petani tengah memanen padi organik varites mentik wangi di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Seorang petani tengah memanen padi organik varites mentik wangi di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Bahkan, dia pun menyatakan sudah lama berhasrat menguji coba benih varietas padi tahan air asin itu. Sebab, dia mengaku sudah mendengar ada varietas padi tahan air asin, namun tak tahu cara memperoleh varietas tersebut.

Yunus bilang telah menyediakan lahan uji coba puluhan hektare. Jika terbukti berhasil maka dipastikan petani yang menggarap ribuan hektare akan bersedia menanam varietas padi tersebut.

“Kalau di Rawaapu, Sekarmayang, Sampai ke Kawunganten, Kampunglaut, Kedungreja, itu luasannya ribuan hektare,” dia menjelaskan.

Ketua Koperasi Desmantara Akhmad Fadli mengatakan tengah berkomunikasi dengan sejumlah pihak untuk membangun klaster padi berdasar potensi wilayahnya. Dia menilai, sawah di kawasan pasang surut air laut bakal memperkuat ketahanan pangan Cilacap dan sekitarnya.

Dia mengaku sudah mendapat informasi keberadaan varietas padi tahan air asin yang dikembangkan oleh Unsoed, Purwokerto. Karenanya, Desmantara bersama STAM dan kelompok tani di sejumlah wilayah pasang surut air laut bekerja sama menyiapkan lahan uji coba padi varietas toleran air asin.

“Menurut kami jika ribuan hektare ini bisa dimanfaatkan, maka akan mendukung ketahanan pangan masyarakat melewati masa-masa sulit pandemi Covid-19,” ucap Fadli.

 

Varietas Inpari Unsoed 79 Agritan, Solusi Sawah Air Asin

Padi Inpago Unsoed 1 yang ditanam di tiga wilayah Lombok memasuki usia panen. (Foto: Liputan6.com/Humas Unsoed/Muhamad Ridlo)
Padi Inpago Unsoed 1 yang ditanam di tiga wilayah Lombok memasuki usia panen. (Foto: Liputan6.com/Humas Unsoed/Muhamad Ridlo)

Dosen Fakultas Pertanian Unsoed, Suprayogi Ph.D mengatakan Unsoed telah lama memiliki varietas padi yang toleran terhadap salinitas tinggi. Pada 2014 lahir varietas baru yang diklaim toleran terhadap air asin. Varietas ini dinamai Inpari Unsoed 79 Agritan.

Dia menjelaskan, varietas ini berumur 100-105 hari. Rasa dan tekstur pulen dengan mutu giling premium. Produksi rata-rata pada lahan salin, tergantung tingkat salinitas air sawah, antara 4-8 ton per hektare.

“Potensi produksi pada lahan normal delapan ton per hektare,” kata Suprayogi.

Dia bilang belum semua petani mengenal varietas Inpari Unsoed 79 Agritan ini. Namun, di Cilacap sejumlah wilayah telah menanam varietas ini dengan hasil memuaskan. Di antaranya di Desa Gombolharjo, Kecamatan Adipala, Cilacap.

“Kalau menurut petani di sana, hasilnya lebih bagus dari verietas yang telah ditanam sebelumnya,” ujarnya.

Menurut dia, pemanfaatan lahan salin di kawasan pesisir akan membuat kesejahteraan petani meningkat. Pasalnya, sawah yang sebelumnya hanya bisa ditanami sekali bisa ditanam dua kali per tahun. Selain itu, ketahanan pangan nasional juga akan meningkat seturut pemanfaatan lahan pesisir.

Suprayogi mengklaim, berdasar evaluasi penanaman skala besar di berbagai wilayah pesisir, produksi varietas padi tahan air asin ini masih beragam. Pasalnya, bertanam padi sangat tergantung kepada cuaca, hama penyakit dan tata kelola lahan.

Selain di Cilacapm varietas ini telah dijajal di Pemalang, Kebumen, Jepara, hingga luar Jawa, seperti Lampung. Hasil optimal yang diperoleh antara 6-7 ton per hektare.

“Karena pertanaman padi sangat terpengaruh dengan faktor-faktor lainnya. Tapi potensi hasilnya sendiri adalah delapan ton per hektare,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya