Gerakan Sumbang Ponsel Bekas untuk Bantu Siswa Belajar Jarak Jauh di Bandung

Kangasoi punya cara kreatif bergerak membantu adik-adik di sekolah yang saat ini tengah menempuh pembelajaran jarak jauh (PJJ).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 23 Jul 2020, 20:23 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 17:00 WIB
Kangasoi
Unit usaha angkut sampah berbasis daring di Bandung, Jawa Barat, bernama Kangasoi menginisiasi donasi ponsel bekas untuk disumbangkan kepada siswa-siswi yang kesulitan melakoni pembelajaran jarak jauh. (Dok @kangasoi)

Liputan6.com, Bandung - Pegiat angkut sampah berbasis online di Bandung bernama Kangasoi, punya cara kreatif bergerak membantu adik-adik di sekolah yang saat ini tengah menempuh pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Mereka mencoba menghimpun donasi ponsel bekas untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada siswa yang membutuhkan.

Tim Kangasoi, Syafira Pramesti mengatakan, ponsel yang disumbangkan hanya dalam kondisi baik dan bisa terkoneksi ke jaringan internet.

"Syaratnya yang pasti bisa koneksi 3G atau 4G dan yang penting layak pakai. Bisa untuk beberapa aplikasi seperti WhatsApp," ucap Syafira saat dihubungi Liputan6.com, Senin (20/7/2020) malam.

Menurut Syafira, gerakan mengumpulkan dan membagikan telepon pintar sebenarnya sudah berkembang di Jakarta dan sekitarnya. Namun, gerakan serupa untuk wilayah Bandung tampaknya masih belum ada.

"Sementara, yang saya tahu di Jawa Barat dan di Bandung raya belum ada. Padahal masih banyak anak-anak yang membutuhkan ponsel untuk menunjang kegiatan belajar mereka selama PJJ ini," ujarnya.

Fira, panggilan akrab Syafira menjelaskan, sejumlah anak didik di sekolah SMP-SMA di Bandung saat ini masih terkendala lantaran tak memiliki ponsel. Ada yang memiliki ponsel, namun harus bergantian dengan kakak atau orangtua mereka. Ada juga yang tidak memiliki ponsel sama sekali karena keadaan ekonomi keluarga yang terbatas.

Kemudian Fira pun berinisiatif untuk menggagas gerakan menyumbang ponsel bekas di Bandung. Melalui gerakan ini, ia berharap dapat membantu siswa-siswi yang kesulitan mengikuti kegiatan belajar di rumah dengan berbagai kendala yang ada.

"Kebetulan Kangasoi ini bisnis usaha angkut sampah online berbasis kepedulian terhadap lingkungan. Kita lihat audience Kangasoi ini ada yang punya handphone lebih. Jadi mereka yang tergerak ingin membantu anak-anak didik itu bisa menyalurkan bantuannya," ujarnya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

Semangat Kolaborasi

Kangasoi tidak bergerak sendiri dalam menjalankan misi ini. Fira bersama rekannya menggandeng The Nuklea Movement (@nukleamovement), sebuah gerakan yang menginisiasi gotong royong di dunia pendidikan dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19).

Nukleamovement ini, lanjut Fira, sudah lebih dulu memiliki program Remote Learning Scholarship (RLS) yang ditujukan untuk adik-adik pelajar SMP-SMA yang kesulitan pembelajaran jarak jauh. Lewat program tersebut, sudah terpetakan kebutuhan siswa terhadap ponsel. Sehingga, nantinya pendistribusian bantuan jadi lebih tepat sasaran.

"Jadi, mereka sudah punya adik asuh yang membutuhkan (fasilitas ponsel untuk belajar). Sehingga, nanti adik asuh itu akan difasilitasi ponsel beserta kuota internetnya sekaligus," katanya.

Kangasoi sendiri baru mengumumkan gerakan menyumbang ponsel bekas pada Minggu (19/7/2020). Dalam waktu sehari saja sudah ada beberapa dermawan yang akan menyumbangkan ponsel.

"Sampai hari ini saja sudah ada tiga orang yang menyatakan akan mengirimkan ke kita," ucap Fira.

Kangasoi sendiri akan menerima sumbangan ponsel bekas selama dua minggu atau hingga 2 Agustus mendatang. Jika banyak yang menyumbang, bisa dilakukan pada minggu berikutnya sambil mendata siswa-siswi yang membutuhkan ponsel.

"Adik asuh yang sudah terkonfirmasi membutuhkan memang baru ada enam orang di Bandung raya dan masih terus didata siapa lagi kira-kira yang membutuhkan. Kalau banyak (sumbangan ponsel), kami cari koneksi lain ke organisasi yang adik asuhnya membutuhkan ponsel untuk bisa belajar jauh," kata Fira.

Semangat Merawat Lingkungan

Kangasoi
Dalam perjalanannya didirikan, Kangasoi punya misi merawar lingkungan dengan menerima sampah bekas untuk diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai. (Dok. @kangasoi)

Kangasoi merupakan unit usaha angkut sampah berbasis daring di Bandung. Dalam menjalankan misi usahanya, Kangasoi memiliki visi untuk menjaga lingkungan.

Unit ini didirikan Laila Sabrina, seorang alumni Program Studi Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB). Awalnya, Kangasoi yang diluncurkan pada April 2019 merupakan gerakan untuk memberi penyadaran atas sampah yang diproduksi masyarakat.

"Kami ingin menanamkan bahwa sampah itu tanggung jawab bersama. Kalau ada yang pesan buat diangkut sampahnya akan dikenai biaya pengolahan. Jadi, ada nilai yang mau ditanamkan agar kita lebih bertanggung jawab pada sampah yang dihasilkan," kata Fira.

Selain itu, Kangasoi sudah melakukan sejumlah kampanye angkut sampah untuk dijadikan produk yang bisa digunakan kembali. Mulai dari mengumpulkan minyak jelantah untuk dijadikan sabun, mengumpulkan sampah kertas untuk dijadikan karton, hingga membuat kompos dari sampah organik.

"Orang yang memesan jasa sampah itu nanti diangkut yang sudah dipilah. Setelah itu nanti diolah jadi produk," ujar Fira.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Kangasoi, silakan pantau lini masa mereka di akun Instagram @kangasoi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya