Perhatian Pemkot Bengkulu untuk Keluarga Nelayan Hilang di Samudra Hindia

Pemkot Bengkulu melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bengkulu berencana memberikan fasilitas untuk keberlangsungan hidup para keluarga nelayan yang hilang.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 23 Jul 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 20:00 WIB
Perhatian Pemkot Bengkulu Untuk Keluarga Nelayan Hilang Di Samudra Hindia
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bengkulu Syafriandi saat bertemu keluarga nelayan yang hilang di Samudra Hindia beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Pemerintah Kota Bengkulu berencana memberikan modal usaha dan membangunkan satu unit rumah untuk keluarga nelayan yang hilang di Samudra Hindia sejak tanggal 20 Mei 2020 lalu. Empat orang warga yang hilang bersama Kapal Motor Bundo Kandung tersebut hingga saat ini tidak ditemukan dan belum diketahui nasibnya.

Pemkot Bengkulu melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bengkulu berencana memberikan fasilitas untuk keberlangsungan hidup para keluarga nelayan yang hilang. Tujuannya, supaya keluarga tersebut bisa berusaha mencari nafkah untuk kehidupannya pada masa yang akan datang.

Kepala dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bengkulu Syafriandi mengatakan, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan menginginkan keluarga yang ditinggalkan terutama para istri nelayan yang hilang itu harus bisa mandiri secara ekonomi. Tidak terlunta-lunta dan bisa merasakan kebahagiaan.

"Kita siapkan modal usaha," ujar Syafriandi di Bengkulu Rabu 22 Juli 2020.

Salah satu keluarga yang ditinggalkan tersebut diketahui saat ini tidak memiliki rumah tempat tinggal. DKP akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bengkulu untuk membangun satu unit rumah di perkampungan nelayan Kecamatan Kampung Melayu.

"Jika lokasi di Kampung Melayu tidak memungkinkan, kita akan cari alternatif lokasi lain," tegas Andi.

Seperti dilansir Liputan6.com beberapa waktu lalu, KM Bundo Kandung yang hilang kontak itu diketahui berangkat berlayar ke tengah samudra dan lepas jangkar dari Pelabuhan Pelelangan Ikan Pulau Baai pada tanggal 10 Mei 2020 lalu. Keempat awak kapal adalah Bahren warga Kelurahan Tanah Patah, Darmansyah dan Dimas warga Lempuing dan Buyung warga Kelurahan Skip.

Tujuan kapal itu berdasarkan keterangan nelayan adalah Pulau Mego. Namun, sepuluh hari selepas berlayar, mereka kehilangan kontak dengan keluarga maupun kerabat di daratan atau tepatnya tanggal 20 Mei 2020. Komunikasi melalui radio panggil maupun telepon genggam juga tidak terhubung, hingga dilakukan pencarian oleh tim Basarnas.

Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan bahkan turun tangan langsung memantau proses pencarian kapal nelayan hilang di Samudra Hindia itu melalui helikopter milik Basarnas pada Selasa siang 2 Juni 2020 lalu. Dalam proses penyisiran yang dilakukan, mereka menemukan beberapa objek bergerak di tengah samudra. Namun sayangnya, saat didekati, ternyata bukan objek atau kapal nelayan yang menjadi target pencarian.

"Pencarian lewat jalur udara dan laut akan telah dilakukan, keluarga harap sabar dan terus berdoa," pinta Helmi Hasan. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya