Waspada, Labuan Bajo Jadi Pintu Masuk Kelompok Intoleran Jelang Pilkada

Momen Pilkada serentak dinilai akan dimanfaatkan oleh kelompok intoleran untuk membuat kondisi keamanan terganggu. Bahkan, kelompok ini menyusup dengan ajaran radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat.

oleh Ola Keda diperbarui 13 Agu 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 02:00 WIB
Kelompok Radikal
Foto: Pengurus GP Ansor NTT (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Sembilan dari 22 Kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur akan menggelar Pilkada serentak, pada 9 Desember 2020 mendatang. Sembilan Kabupaten itu adalah, Manggarai, Manggarai Barat, Ngada, Sumba Timur, Sumba Barat, Sabu Raijua, Belu, Malaka, dan Timor Tengah Utara.

Momen Pilkada serentak dinilai akan dimanfaatkan oleh kelompok intoleran untuk membuat kondisi keamanan terganggu. Bahkan, kelompok ini menyusup dengan ajaran radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat.

Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Nusa Tenggara Timur, Ajhar Jowe, mengatakan, akan ada kelompok-kelompok intoleran yang selama ini bergentayangan memunculkan diri dan pahamnya dalam momen pilkada serentak.

"Pemuda Ansor menolak keras kelompok radikal. Mari kita bangun NTT dengan suasana damai dan mengatasi berbagai persoalan dari sisi sosial, ekonomi dan politik," katanya kepada wartawan, Selasa (11/8/2020).

Menurut dia, beberapa daerah di NTT yang rawan disusupi kelompok radikalisme adalah Labuan Bajo, ibu kota kabupaten Manggarai Barat, karena menjadi pintu masuk pendatang.

"Kami terus memantau pergerakan mereka, melalui pengurus cabang. Daerah rawan itu bagi kita itu salah satunya Labuan Bajo. Sejauh ini kita masih melakukan komunikasi dan melakukan pembinaan kepada generasi muda kita," katanya.

Selain Labuan Bajo, Kota Kupang, Belu, Malaka dan Timor Tengah Utara juga menjadi perhatian lantaran merupakan daerah, yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Republik Democratic Timor Leste.

"Sejauh ini Koordinasi dengan cabang-cabang tetap terupdate kalau pun ada gerakan-gerakan kelompok itu di berbagai daerah, pasti teman-teman melapor ke kita. Namun, mulai awal tahun 2020 ini sampai dengan pandemi Covid-19 belum ada langkah-langkah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang dianggap sentral," jelasnya.

Ia berharap, momentum Pilkada serentak 2020 tidak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikalisme, sehingga pergelarannya berlangsung aman dan damai.

"Mari kita bergandengan tangan demi menyukseskan Pilkada dengan damai. Agar masyarakat jangan menjadi objek kelompok yang merusak negara," dia menandaskan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya