Kronologi Kerusuhan Kendari, Unggahan Medsos Berujung Anarkistis di Jalan Raya

Ribuan kelompok pemuda di Kota Kendari terlibat aksi anarkistis, mengamuk di sejumlah fasilitas publik dan membuat panik warga.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 17 Sep 2020, 20:45 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 20:41 WIB
kelompok pemuda beraksi di Kota Kendari, merusak sejumlah fasilitas umum saat demonstrasi di Kendari, Kamis (17/9/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
kelompok pemuda beraksi di Kota Kendari, merusak sejumlah fasilitas umum saat demonstrasi di Kendari, Kamis (17/9/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Aksi perusakan sejumlah fasilitas umum di Kota Kendari oleh demonstran, sempat membuat heboh, Kamis (17/9/2020). Mereka menggelar aksi di perempatan KFC MT Haryono dan Perempatan Lippo Plaza Kendari.

Ribuan orang yang turun ke jalan, mengadang sejumlah pengendara roda dua dan empat. Tidak hanya itu, mereka ikut merusak fasilitas umum di sepanjang jalur yang dilewati.

Dari pengakuan sejumlah saksi mata, massa berusaha masuk di lokasi publik seperti area pertokoan dan bank dalam kota Kendari. Namun, aksi ini sempat dihalau sekuriti dan petugas polisi.

Beberapa pengendara yang lewat juga menjadi bulan-bulanan demonstran. Beberapa mengalami luka dan memar saat ditendang peserta aksi saat sementara mengendarai motor.

Ternyata, aksi ini merupakan buntut dari sejumlah keluhan salah satu kelompok pemuda di Kota Kendari.

Mereka protes, kasus pelecehan yang dilaporkan di media sosial, tidak ditangani maksimal pihak kepolisian. Menurut mereka, sejak Januari 2020 hingga Agustus sudah ada sejumlah laporan yang masuk, tetapi polisi belum menangkap para pelaku.

Menurut massa aksi, pelaku masih berkeliaran dalam Kota Kendari. Namun, belum ditangkap dan diproses hukum.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Ceramah Memantik Protes

Aksi ini bermula dari ceramah salah seorang ustaz di Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka. Ceramah ini, menyatakan salah satu tradisi kelompok tertentu sebagai hal yang tidak sesuai tuntutan agama. Pernyataan ini, viral usai salah seorang jemaah merekam ceramahnya.

Awal Maret 2020, masyarakat di Kabupaten Kolaka, mengeluhkan isi ceramah salah seorang pemuka agama. Isi ceramahnya dianggap melecehkan tradisi salah satu kelompok yang sudah berlangsung ratusan tahun lamanya.

Saat itu, aksi protes pecah pada 9 Maret 2020. Masyarakat Kolaka turun ke jalan, meminta kepada Kapolres memproses hukum oknum dimaksud.

Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan menyatakan, untuk memproses itu tidak cepat. Pihaknya sudah memeriksa saksi-saksi, tetapi perlu menghadirkan ahli agama untuk melanjutkan ke proses selanjutnya.

"Kami perlu menghadirkan ahli yang berkompeten untuk kasus itu," ujarnya.

 

Pertengkaran Suami Istri

Pertengkaran suami istri juga ikut memantik adanya aksi anarkis di Kota Kendari. Awalnya, sang suami yang jengkel dengan sikap istrinya, berlanjut dengan aksi unggah status di media sosial.

Isinya, bukan saja memojokkan sang istri, juga menjelek-jelekan kelompok tertentu. Kesal dengan unggahan ini, pelaku sudah diperiksa pihak kepolisian. Namun, tulisan pelaku terlanjur membuat kesal kelompok tertentu.

Aksi pelaku, sempat dilaporkan. Polisi kemudian memanggil pelaku dan memproses hukum dan memberikan tindakan agar pelaku jera.

Akun Palsu

Unggahan sejumlah akun palsu, menyebabkan kemarahan kelompok tertentu. Beberapa di antaranya, sudah menyerempet kondisi fisik dan kondisi sosial yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Polisi sudah memproses berbagai laporan ini dan menangkap para pelaku. Namun, beberapa di antaranya, sulit terungkap karena alasan akun palsu.

"Kami sudah mengejar dan melacak jejak digital. Namun, pelaku adalah anonymous (tidak diketahui). Namun, ketahulah tim kami dan penyidik sudah bekerja maksimal mencari para pelaku," ujar Kapolda Sultra melalui Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan, Kamis (17/9/2020).

Permintaan Demonstran

Ribuan demonstran yang turun di Jalan Kota Kendari hari ini, meminta kepada Kapolda Sultra Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya agar hadir di tengah massa aksi. Namun, hal ini tidak bisa dipenuhi pihak kepolisian. Aguslan menyatakan, Kapolda harus datang menemui mereka dalam waktu 1X1 jam. Jika tidak, maka mereka akan melakukan aksi anarkis.

"Jika tidak dipenuhi, maka kalau perlu akan kami bakar setiap kendaraan yang lewat," ujar Aguslan, korlap aksi.

Massa aksi sempat terlibat bentrok dengan polisi. Dua orang personel Polda Sultra mengalami luka-luka karena kejadian ini. Keduanya yakni, Aiptu Ridwan dan Aiptu Untung.

Kapolda melalui Kabid Humas AKBP Ferry Walintukan menyatakan, saat ini para pelaku anarkis sudah diperiksa di Polres Kendari. Mereka berjumlah 5 orang.

"Pelaku kini sudah menjalani pemeriksaan di Polres Kendari, mereka dimintai klarifikasi soal kasus ini," ujar Ferry.

Saat berusaha dikonfirmasi, Kapolres Kendari AKBP Dodok Erfianti tidak mengaktifikan nomor telepon.

Bank dan Toko Tutup Lebih Awal

Pusat perbelanjaan, pertokoan, dan perbankan, memilih tutup lebih awal saat aksi berlangsung. Penyebabnya, aksi anarkis disertai dengan sejumlah demonstran yang mendobrak masuk ke dalam tempat usaha warga.

Beberapa lokasi usaha warga di pinggir jalan, dirusak massa. Warga sempat mengeluh, sebab polisi yang datang menghalau mereka setelah beberapa jam aksi berlangsung.

Tidak hanya itu, beberapa pengendara babak belur karena diadang dengan tendangan terbang dan dipukul pelaku.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya