Pengamat Politik: Calon yang Produksi Isu Negatif Tak Layak Jadi Pemimpin

Kampanye hitam tak pernah absen setiap pesta demokrasi ditabuh.

oleh Novia Harlina diperbarui 26 Sep 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2020, 23:00 WIB
Ilustrasi Kampanye Hitam (2)
Ilustrasi Kampanye Hitam (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Padang - Pengamat Politik dari Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat, Eka Vidya Putra mengatakan calon kepala daerah yang menyerang lawannya dengan isu negatif tidak layak dijadikan pemimpin.

Kenapa dikatakan tidak layak jadi pemimpin, ujarnya karena mereka lebih sibuk memproduksi isu-isu negatif sebagai strategi untuk menang. Seharusnya pemilih disuguhkan hal yang lebih baik seperti program kerja calon kepala daerah setelah ia terpilih nantinya.

Meski begitu, potensi orang-orang yang melakukan kampanye hitam tersebut, kata Eka jika bukan kandidat yang diserang, maka tokoh dari partai pengusungnya.

"Sebetulnya itu tidak rasional lagi kalau ada yang melakukan serangan ke pribadi calon atau partainya, tapi dari Pilkada ke Pilkada hal itu ada," katanya kepada Liputan6.com, Sabtu (26/9/2020).

Menurutnya setelah KPU menetapkan pasangan calon, isu negatif atau beberapa hal yang menjadi sorotan seharusnya sudah selesai sampai di situ.

"Tudingan atau isu yang dilemparkan untuk menyerang pribadi atau partai lawan dalam kontestasi politik setelah penetapan oleh KPU, itu dapat dikatakan kampanye hitam," jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Ketinggalan Zaman

Seharusnya, kata Eka, ketika sudah memasuki masa kampanye, maka pasangan calon fokus dalam mengedepankan visi misi dan apa yang akan dilakukannya ketika terpilih.

Ia berpendapat, pasangan calon harus memberikan konten kampanye yang baik kepada masyarakat, sehingga pemilih tidak termakan isu-isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

Kalau KPU sudah menetapkan pasangan calon, artinya semua proses administrasi atau semua syarakat sudah terpenuhi. 

Di Sumbar, lanjutnya ini sudah Pilkada kesekian kali, sehingga bukan zamannya lagi menyerang dengan isu negatif yang ditujukan kepada lawan politik maupun partai pendukungnya.

"Jadi kalau main serang seperti itu, tidak layak untuk dijadikan pemimpin," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya