Petani Sawit Patungan Sumbang Masker Cegah Lonjakan Covid-19 di Riau

Harga sawit di Riau rupanya mengalami lonjakan pada masa pandemi Covid-19. Sebagai rasa syukur, petani sawit menyumbangkan pendapatannya berbagi masker kepada masyarakat untuk tekan penyebaran Covid-19.

oleh M Syukur diperbarui 30 Sep 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 02:00 WIB
Ketua DPP Apkasindo menyerahkan bantuan masker dari petani sawit ke Gubernur Riau Syamsuar.
Ketua DPP Apkasindo menyerahkan bantuan masker dari petani sawit ke Gubernur Riau Syamsuar. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Pekanbaru - Harga sawit di Riau rupanya mengalami lonjakan pada masa pandemi Covid-19. Keberkahan ini tak lupa membuat petani sawit di Bumi Lancang beramal dengan menyumbangkan pendapatannya berbagi masker kepada masyarakat.

Patungan petani di bawah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) ini menargetkan 100 ribu lembar masker berstandar kesehatan. Untuk sementara baru terkumpul 50 ribu dan sudah diserahkan ke Gubernur Riau untuk disalurkan.

Penyerahan dilakukan Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat Mendali Emas Manurung kepada Gubernur Riau Syamsuar. Kegiatan berlangsung di Gedung Daerah, samping rumah dinas, Senin siang, 28 September 2020.

Gulat menjelaskan, sumbangan petani sawit beragam bahkan ada yang seribu rupiah. Meski kecil, angkanya bisa berharga dalam memutus mata rantai Covid-19 di Riau yang masih tinggi dalam sebulan terakhir.

"Kebetulan harga sawit lagi naik, makanya petani ingin berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Gulat.

Menurut Gulat, masker yang diberikan petani ini memenuhi standar kesehatan organisasi kesehatan dunia atau WHO. Harapannya, masker ini bisa mencegah penularan Covid-19.

"Ini tahap pertama dulu, nanti ada lagi karena target petani sawit itu 100 ribu lembar masker," jelas Gulat.

Target masker standar kesehatan di Riau adalah 5 juta. Gubernur Riau Syamsuar membebankan 1 juta masker kepada korporasi sawit yang jumlahnya ratusan di Bumi Lancang Kuning.

Hanya saja berdasarkan pengamatan Gulat, perusahaan belum menunjukkan gerakan signifikan. Oleh karena itu, petani sawit menjadi tergerak mengumpulkan 100 ribu sebagai langkah awal karena memperoleh penghasilan dari bercocok tanam di Riau.

"Kalau mau bergerak, perusahaan itu hanya perlu mengumpulkan 3 ribu lembar saja karena jumlahnya korporasi sawit di Riau ada 300," sebut Gulat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Apresiasi Gubernur

Menurut Gulat, saat ini provinsi lain menganggap Riau sangat nyaman dengan adanya sawit. Pasalnya, perkebunan sawit Riau merupakan yang terluas di indonesia, yaitu 3,4 juta hektare atau 21 persen dari total perkebunan sawit nasional.

Kondisi ini membuat provinsi lain berasumsi ratusan korporasi di Riau akan berkerja sama dengan pemerintah memutus penyebaran Covid-19. Tidak hanya masker tapi juga membantu menyediakan masker, vitamin, hand sanitizer, dan lainnya.

"Oleh karena itu, kami petani sawit terpanggil, hingga mengumpulkan masker dengan sumbangan seribu rupiah per petani," sebut Gulat.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar, mengapresiasi langkah petani sawit binaan Apkasindo atas bantuan masker yang telah diberikan untuk masyarakat.

Syamsuar berharap Apkasindo dapat membantu Satgas Covid-19 Riau dalam mencegah penyebaran virus tersebut. Caranya mengajak petani selalu mematuhi protokol kesehatan ketika beraktivitas.

"Kami berterima kasih kepada pengurus Apkasindo, yang mengajak dan membantu masyarakat kita untuk menggunakan masker," sebut Syamsuar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya