Menyibak Gurita Bisnis Narkoba di Riau dari Kemasan Susu Cokelat Isi Serbuk Putih

Polda Riau menyita 20 kilogram sabu dari empat tersangka, satu di antaranya tewas ditembak dan satu lagi meninggal dunia di Lapas karena muntah darah.

oleh M Syukur diperbarui 11 Nov 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 02:00 WIB
Dua tersangka kurir narkoba dengan barang bukti 20 kilogram sabu di Polda Riau.
Dua tersangka kurir narkoba dengan barang bukti 20 kilogram sabu di Polda Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi membuktikan ucapannya menindak tegas bandar narkoba. Seorang kurir sabu, Hendra, meninggal dunia setelah diterjang timah panas personel karena menabrak mobil petugas di Kelurahan Sepahat, Kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Bengkalis.

Agung menjelaskan, personel Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau beberapa hari lalu mendapatkan informasi akan masuk sabu ke Pekanbaru dari daerah tersebut. Kepolisian menyelidiki informasi itu dan mengendus upaya empat pria memasok barang haram itu.

Polisi menghentikan sebuah mobil yang dikendarai Hendra dan Syamsul Bahri. Bukannya berhenti, Hendra memacu kendaraan Daihatsu Xenia ke arah mobil petugas yang mengadang, Senin dini hari, 9 November 2020.

"Karena membahayakan petugas, dilakukan tindakan tegas sehingga tersangka meninggal dunia," kata Agung didampingi Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto dan Direktur Reserse Narkoba Komisaris Besar Victor Siagian.

Agung menjelaskan, jenazah Hendra sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Kasus ini masih dalam penyelidikan untuk mengungkap jaringan narkoba di Riau.

Sementara itu, tambah Agung, Syamsul Bahri berperan sebagai pembawa dua karung besar berisi 20 paket sabu besar. Satu paket kemasan susu cokelat itu masing-masing berisi 1 kilogram sabu.

"Ini bungkusan baru karena biasanya dalam kemasan teh, tujuannya menghindari identifikasi petugas," kata Agung.

Kasus ini juga menjerat pria bernama Simpson Siahaan. Pria 50 tahun asal Kabupaten Pelalawan ini berperan sebagai pemantau Hendra dan Syamsul selama perjalanan dari Bengkalis tujuan Pekanbaru.

Kepada kedua tersangka tersebut, Simpson mengatakan perjalanan ke Pekanbaru sudah bebas hambatan. Dia menyebut telah mengamankan sejumlah pihak agar pengiriman 20 kilogram sabu itu sukses.

"Tersangka Simpson juga berniat mengganti pelat nomor kendaraannya dengan nomor polisi," kata Agung.

Agung menyebut kendaraan Simpson sudah disita penyidik sebagai barang bukti tindak pidana narkoba.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini

Pengendali Sabu Tewas di Lapas

Kepala Polda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi melihat mobil kurir sabu yang sopirnya tewas ditembak.
Kepala Polda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi melihat mobil kurir sabu yang sopirnya tewas ditembak. (Liputan6.com/M Syukur)

Tak berhenti di Simpson, penyidik juga mengendus keterlibatan warga binaan di Lapas Kelas II A Pekanbaru bernama Sabaruddin Effendi. Nama ini diduga sebagai pengendali dan tahu siapa penerima sabu itu di Pekanbaru.

Hanya saja, penyidik tak bisa memeriksa Sabaruddin. Bukan karena ketertutupan pihak Lapas tapi karena Sabaruddin mendadak meninggal dunia setelah tahu kaki tangannya tertangkap.

"Setelah pengungkapan ini, kami mendapat informasi dia muntah darah akhirnya meninggal dunia," kata Agung.

Agung menyebut Sabaruddin bukan orang baru dalam peredaran narkoba di Riau. Pria 54 tahun yang disapa Pak Cik Itan itu merupakan narapidana kasus narkoba.

"Dia sedang menjalani hukuman di Lapas karena narkoba," ucap Agung.

Meski sudah berulang kali mengungkap peredaran narkoba di Riau, Agung menyatakan masih banyak pekerjaan rumah. Dia menyebut perlu upaya nyata membersihkan Riau dari narkoba.

"Perlu upaya nyata menemukan pelaku di manapun mereka bersembunyi," tegas Agung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya