Liputan6.com, Bandung - Ketua Pelaksana harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna menyatakan bakal memperketat pengawasan dan penindakan pada masa pembatasan kegiatan pada 11-25 Januari 2021 mendatang. Saat pembatasan kegiatan pada pekan depan di Kota Bandung ini tidak akan ada posko check point.
Baca Juga
Advertisement
Namun, kata Ema, pengawasan dan penindakan akan lebih tegas dan menambah jumlah personel yang terjun ke lapangan. Para petugas akan menyisir seluruh wilayah dari pusat kota hingga perbatasan.
"Kita sepakat tidak ada check point, tapi akan meningkatkan kualitas pengawasan dan penindakan. Pengetatan pengawasan dan penindakan yang jauh lebih optimal," kata Ema usai rapat terbatas secara virtual dari Balai Kota Bandung, Jumat (8/1/2021).
Menurut Ema, Polri dan TNI juga sudah sepakat bakal meningkatkan pengawasan dan penindakan. Bahkan, mendeteksi terhadap gejala yang mengarah pada potensi kerumunan massa.
"Kita upayakan tidak ada lagi kerumunan dalam level apa pun. Artinya petugas kita di lapangan akan jauh lebih banyak dan lebih intens. Masyarakat yang masih berkerumun kita bubarkan. Yang akan berkerumun kita cegah," tuturnya.
Bagi para pengusaha, Ema juga menegaskan bakal ada penindakan lebih tegas. Pelanggaran jam operasional akan terus ditindak.
"Membandel kita segel. Masih bandel kita cabut izinnya. Itu sudah ada aturannya,” ujarnya.
Perihal penyekatan sejumlah ruas jalan saat malam hari, Ema memastikan masih tetap diberlakukan. Karena penerapan saat libur pergantian tahun telah terbukti cukup membuahkan hasil.
"Penutupan jalan ada potensi diperluas supaya mobilitas terkendali. Karena sebelumnya sudah terbukti konfirmasi aktif menurun," katanya.
Untuk sejumlah kebijakan lainnya, Kota Bandung masih menunggu arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sehingga regulasi yang akan dibuat sejalan dan saling menguatkan.
"Bandung akan menyesuaikan dengan instruksi gubernur yang sebentar lagi keluar. Pokoknya kalau sudah keluar, kita akan sejalan dengan kebijakan itu. Sekarang kita masih mengacu pada Perwal nomor 73 tahun 2020 dan juga surat edaran," katanya.
Dari data konfirmasi positif aktif pada 7 Januari 2021 yang mengalami penurunan sebanyak 80 kasus menjadi 574 kasus. Sebelumnya tercatat ada 654 kasus pada 19 Desember 2020.