Liputan6.com, Mamuju - Puluhan pengungsi gempa di depan Kantor Dinas Sosial Sulawesi Barat, mengeluhkan minimnya bantuan kebutuhan dasar yang mereka terima.
Wahyu (32 th) sudah empat hari memilih mengungsi dari rumahnya yang retak karena gempa ke halaman Kantor Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat.
Advertisement
Baca Juga
Di lokasi itu dia bersama anggota keluarganya yang berjumlah 10 kepala keluarga, di antaranya 6 balita, 2 bayi, dan 2 lansia. Walau sudah berhari-hari di pengungsian itu, wahyu mengaku masih sulit mengakses makanan, meski sekadar nasi bungkus.
"Kami di sini harus menunjukkan kupon untuk mendapatkan nasi bungkus. Itupun jumlahnya tidak mencukupi," Kata Wahyu di tendanya depan kantor Dinsos Sulbar, Selasa (19/01/2021).
Selama ini untuk memenuhi kebutuhan pangan, wahyu dan anggota keluarganya secara mandiri membeli bahan makanan dan memasaknya di tenda darurat.
Air dan fasilitas MCK juga jadi kebutuhan mendesak yang dirasakan puluhan KK di pengungsian gempa itu. Akibatnya, hanya untuk mandi, mencuci, dan kakus, mereka terpaksa kembali ke rumahnya yang masih rusak akibat gempa di Kelurahan Rangas.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Korban Gempa Terus Bertambah
Hingga hari ke-5 operasi pencarian korban gempa di Mamuju dan Majene, Tim SAR gabungan dan warga telah mengevakuasi 89 jenazah.
Berdasarkan data Basarnas Kabupaten Mamuju, hingga Selasa (19/01/2021) tercatat korban meninggal dunia tragedi gempa Sulbar bertambah 5 dari hari sebelumnya sebanyak 84 orang.
Menurut Kepala Basarnas Mamuju, Saidar Rahman Jaya, selain oleh petugas SAR gabungan, sebagian jenazah dievakuasi dan dimakamkan secara mandiri oleh warga.
11 jenazah ditemukan di Kabupaten Majene sedangkan 78 lainnya dievakuasi dari sejumlah titik reruntuhan akibat gempa di Kabupaten Mamuju.
"Total sampai sore ini ada 89 jenazah, baik yang ditemukan SAR gabungan maupun warga secara mandiri," Kepala Kantor SAR Mamuju, Saidar, di Kompleks Kantor Gubernur Sulbar, Selasa (19/01/2021).
Saidar mengungkapkan mayoritas korban meninggal dunia ditemukan dengan kondisi terperangkap dan terjepit reruntuhan bangunan, sehingga menyulitkan tim rescue.
Dengan kondisi itu saat ini kata dia petugas mengandalkan anjing pintar untuk mendeteksi keberadaan para korban.
Warga juga diminta segera melapor ke petugas SAR jika memiliki informasi ada korban yang masih terperangkap.
Advertisement