Liputan6.com, Palu - Seekor buaya muara berukuran sekitar 3,5 meter menjadi "mainan" warga sekitar bantaran Sungai Palu. BKSDA Sulteng sendiri meminta warga tidak mengganggu satwa dilindungi itu untuk mencegah konflik.
Baca Juga
Advertisement
Sementara buaya berukuran besar itu menampakkan diri di tepi Sungai Palu tepatnya di Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatanga, Selasa (26/1/2021), warga berbondong-bondong mendekati hewan buas tersebut. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga dengan berani mendekat.
Buaya muara itu tampak tenang sehingga warga makin leluasa berswafoto di dekatnya bahkan sesekali memegang bagian tubuh satwa dilindungi itu.
Seperti tahu kalau hewan itu mencari makan, beberapa warga berinisiatif membeli seekor ayam untuk jadi makanan sang buaya. Benar saja, setelah melahap ayam makanannya itu, buaya liar itu kembali ke Sungai Palu, habitatnya.
Kejadian menjelang petang hari itu bukan pertama kali. Setiap kemunculan buaya berukuran besar di tepi Sungai Palu, warga selalu menjadikannya hiburan dan memberinya makan.
"Sering dia (buaya) naik ke darat. Biasanya kami kumpulkan uang beli ayam untuk makanannya," Kata Yanto (35), salah seorang warga Kelurahan Nunu.
Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah telah berulang kali memperingatkan warga tidak mendekati atau mengganggu satwa bernama latin Crocodylus porosus itu untuk mencegah konflik bahkan serangan fatal. Peringatan itu bahkan telah dipasang di beberapa titik dari muara hingga sungai.
"Itu jelas berbahaya karena satwa tersebut punya sifat buas," Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Sulteng, Haruna, memperingatkan, Rabu (27/1/2021).
Sungai Palu selama ini memang dikenal sebagai habitat buaya muara. Survei terakhir yang dilakukan BKSDA Sulteng pada tahun 2019 mencatat terdapat sekitar 30 buaya di lokasi tersebut. Untuk itu, BKSDA Sulteng meminta warga untuk selalu berhati-hati jika beraktivitas di sekitar muara dan sungai Palu.