Pertanyaan-Pertanyaan Menggelitik Para ABG Soal Nasionalisme

ILNAS menggelar Roadshow to School untuk kampanye nasionalisme.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 19 Mar 2021, 04:52 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 17:15 WIB
Diskusi virtual soal nasionalisme bersama anak-anak SMP
Diskusi virtual soal nasionalisme bersama anak-anak SMP

Liputan6.com, Jakarta - Ayeesha Kanzazka Meotoosu, seorang siswi SMP di Depok, Jawa Barat, mengaku merinding usai menyaksikan sebuah film pendek perjuangan. "Film itu membuat saya semakin ingin lebih mencintai Indonesia,” lanjut Ayeesha yang bercita-cita berkarir di bidang ilmu kesehatan dan kedokteran.

Hal senada juga diungkapkan pelajar lainnya Lulu Nur Fadhilah Mumtazah dan Muhamad Iqbal Saputra. Mereka merasa takjub dan ingin membanggakan Negara Indonesia, dengan cara berprestasi.

Pernyataan Ayeesha dan dua temannya itu sebagian dari puluhan komentar lain yang muncul di acara Roadshow to School pada 2021 yang digelar daring sejak pukul 08.00 WIB, pada Jumat, 12 Maret 2021.

Yosephin Jessica menyatakan bahwa terbukti rakyat Indonesia pantang menyerah. Kenapa? Karena bersama-sama berjuang untuk melawan Belanda.

Sementara Syuruga Quinnie menyebut, Indonesia menunjukkan (memiliki) gotong royong yang tinggi. Karena bersama-sama mengusir penjajah. Ada TNI dan masyarakat biasa.

Satu lagi, Moses Gracia “Indonesia tidak gampang terpecahbelah. Karena ketika akan ada menjajah lagi, Indonesia bersatu padu melawannya. Mulai TNI sampai masyarakat

Apakah kita masih bisa dijajah kembali? Neyla Maraya Kaloko menjawab kalau kita tidak bersatu bisa dijajah lagi.

Pertanyaan lain yang muncul di antaranya tentang kenapa Indonesia tak maju seperti negara lain padahal Indonesia kaya dari Aida Rachmawati.

Sementara Nasya Rizqi Ramadhani mempertanyakan, kenapa Singapura lebih maju dari Indonesia padahal Singapura pernah mengalami kemiskinan. Padahal Indonesia lebih banyak sumber daya alam dan mempunyai penambang emas terbesar di Indonesia?

Zia Farhatan, menanyakan kenapa sekarang ini masyarakat Indonesia sangat gampang diprovokasi? Bahkan ada yang bertanya di luar topik yang sedang dibicarakan. Seperti yang ditanyakan Dedy Swandy Nainggolan: Bolehkah pelajar belajar politik?

Acara yang digelar Institut Literasi Nasionalisme (ILNAS) bersama SMPN 5 Depok tersebut diikuti sekitar 100 orang peserta pelajar SMPN 5 Depok. Dihadiri sekitar 100 peserta, acara dibuka Direktur Eksekutif ILNAS Wahidah R Bulan, serta sambutan dari Kepala SMPN 5 Depok Ety Kuswandarini serta Kadis Kesbangpol yang diwakili Kasi Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Diah Haerani. Acara dipandu moderator Sekjen ILNAS, Eni Saeni.

Wahidah Bulan menyebutkan bahwa ILNAS yang didirikan 22 Desember 2019 ini memiliki semangat membangkitkan nasionalisme di kalangan pelajar. Karena berdasarkan penelitian, problem nasionalisme masih ada di kalangan pelajar. “Pelajar masih mencari identitas, pedoman dan pegangan, padahal pada saat yang sama diserbu tsunami informasi,” ujarnya saat memberikan materi.

Kepala Sekolah SMPN 5 Depok Ety Kuswandarini mengapresiasi acara ini. “Dengan kegiatan ini semoga anak-anak bisa lebih membentuk karakter nasionalisme, agar lebih mencintai Indonesia,” ujar Ety.

Sementara Kasi Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Diah Haerani menyebutkan bahwa program Roadshow to School ini salah satu cara menumbuhkan kecintaan kita pada negara melalui literasi.

“Sehingga ke dalam diri peserta akan terinstal info yang baik dan benar. Terlebih lagi, anak didik bisa mengeskplorasi pengetahuan,” ujarnya saat melakukan sambutan secara daring.

Saksikan Video Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya