Liputan6.com, Jakarta - Perang dagang makin panas. Amerika Serikat (AS) dan China saling balas menaikkan tarif impor. Terbaru, pada Rabu waktu setempat Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan menaikkan tarif untuk barang impor dari China menjadi 125%.
Pernyataan Donald Trump ini menanggapi China yang menaikkan tarif impor barang AS menjadi 84%.
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, Kamis (10/4/2025), Trump menuliskan dalam media sosial Truth Social bahwa ia menaikkan tarif untuk barang impor dari China menjadi 125%. Kenaikan ini akan berlaku segera.
Advertisement
Trump menjelaskan kenaikan tarif yang bertubi-tubi hingga menjadi 125% ini karena kurangnya rasa hormat China kepada pasar dunia.
Dalam unggahan di media sosial yang sama, Trump juga menuliskan bahwa ia telah mengesahkan jeda tarif atau menunda selama 90 hari untuk lebih dari 75 negara yang telah berupaya bernegosiasi dengan Washington sejak paket kebijakan 'Hari Pembebasan' diumumkan.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden Trump menunda sementara tarif timbal balik untuk sebagian besar mitra dagang terbesar negara itu, tetapi tetap memberlakukan pungutan 10% pada hampir semua barang impor.
Bessent mengatakan negara-negara yang tidak membalas pengumuman tarif AS minggu lalu akan mendapat imbalan.
"Jangan membalas, dan Anda akan diberi imbalan," katanya, dikutip dari theguardian, Kamis (10/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa tarif barang-barang China telah dinaikkan karena negara tersebut melakukan eskalasi.
Â
Berikut unggahan lengkap Trump di Truth Social:
Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada China menjadi 125%, berlaku segera. Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS, dan negara-negara lain, tidak lagi bisa dilanjutkan atau dapat diterima.
Sebaliknya, dan berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 negara telah memanggil Perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Keuangan, dan USTR, untuk merundingkan solusi bagi subjek yang sedang dibahas terkait perdagangan, hambatan perdagangan, tarif, manipulasi mata uang, dan tarif non-moneter, dan bahwa negara-negara ini tidak, atas saran saya yang kuat, membalas dengan cara, bentuk, atau cara apa pun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan PENGHENTIAN selama 90 hari, dan Tarif Timbal Balik yang diturunkan secara substansial selama periode ini, sebesar 10%, yang juga berlaku segera. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!
Â
Advertisement
China Naikkan Tarif Barang AS Jadi 84%
Sebelumnya, China kembali membalas kebijakan tarif impor yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump. China menaikkan tarif impor barang AS hingga lebih dari 80%.
Menurut keterangan Kantor Komisi Tarif Dewan Negara yang dikutip dari CNBC, Rabu (9/12/2025), tarif atas barang-barang AS yang masuk ke China akan naik menjadi 84% dari 34% mulai 10 April 2025.
Kenaikan ini dilakukan sebagai respons terhadap kenaikan tarif AS terbaru atas barang-barang China hingga lebih dari 100%.
Kenaikan tarif yang saling berbalas ini mengancam akan menghancurkan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Menurut Kantor Perwakilan Dagang AS, AS mengekspor barang senilai USD 143,5 miliar ke China pada 2024, sementara mengimpor produk senilai USD 438,9 miliar.
Pemerintahan Trump mengumumkan kebijakan tarif baru yang menyeluruh minggu lalu, dan memperingatkan negara-negara lain agar tidak membalas.
Beberapa negara, termasuk Jepang, tampaknya bersedia bernegosiasi mengenai tarif, tetapi China tampaknya mengambil sikap yang lebih keras dan dengan cepat mengumumkan tarif balasan.
