Target Produksi Tercapai, Garut Klaim Surplus Gabah Kering hingga 60 Ribu Ton

Musim hujan yang terbilang panjang tahun ini ikut berperan menjaga pasokan air di sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 18 Mar 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 11:00 WIB
Nampak seorang petani tengah memanen padi saat pelaksanaan panen raya berlangsung.
Nampak seorang petani tengah memanen padi saat pelaksanaan panen raya berlangsung. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat mengklaim surplus gabah kering beras tahun ini hingga 60 ribu ton. Angka itu tercapai, setelah target produksi yang dibebankan pemerintah berhasil dilewati.

"Tahun ini kita surplus target produksi pemerintah pusat sekitar 2.000 hektare," Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga Gunasantika mengatakan, Rabu (17/3/2021).

Beni menerangkan, musim basah atau hujan yang terbilang panjang tahun ini, berperan penting menjaga pasokan air di area lahan tanam milik petani di Kabupaten Garut.

"Alhamdulillah ketersediaan air cukup bagus, sehingga menghadapi puasa (pasokan beras) aman, bahkan melebih target," dia menegaskan.

Tahun ini, pemerintah pusat menargetkan area tanam produksi padi di Garut mencapai 10.200 hektare, tetapi dalam praktiknya sebaran produksi mencapai 12.300 hektare atau surplus hingga 2 ribu hektare.

"Kalikan (hasil panen gabah) saja 5,2 ton per hektare, jadi sekitar 60 ribu ton kita surplus," kata dia.

Dengan capaian itu, Beni memprediksi produksi gabah dari petani tahun ini, mengalami kenaikan signifikan hingga 20 persen dibanding capaian tahun lalu.

"Rata-rata (kenaikan) antara 12 sampai 20 persen dari target tahun ini," dia menambahkan.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan capaian tahun lalu yang memiliki musim kering atau kemarau lebih lama, sehingga menimbulkan kekeringan di sejumlah wilayah.

"Jadi memang banyak yang terdampak, tahun ini Allhamdulillah ketersediaan air bahkan masih cukup hingga kini," kata dia.

Ihwal rencana impor beras yang akan dilaksanakan pemerintah pusat, ia berharap agar rencana tersebut dikaji matang, termasuk memperhatikan musim panen raya di petani.

"Kalau untuk Garut sendiri surplus, jadi kami harap pemerintah lebih bijak terhadap rencana impor (beras) itu," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan impor beras 1 juta ton tahun ini. Namun, upaya itu mendapat sanggahan dari sejumlah kalangan, mengingat pasokan gabah saat musim panen raya Maret-Mei tahun ini tengah melimpah. Impor beras dinilai bakal membuat petani merana.

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya