Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan Gunung Merapi berpotensi mengeluarkan lontaran material vulkanik sejauh radius 3 kilometer dari puncak. Itu akan terjadi apabila terjadi letusan bersifat eksplosif.
Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani mengatakan, potensi letusan eksplosif itu merupakan salah satu rekomendasi yang diterbitkan oleh otoritasnya. Andiani menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
"Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini," ujar Andiani di Bandung, Rabu (24/3/2021).
Advertisement
Masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selain itu masyarakat perlu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Andiani juga merekomendasikan, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III untuk berhenti beraktivitas. Sementara pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 Kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Peringatan keselamatan jalur penerbangan (VONA), terakhir terkirim kode warna oranye. Diterbitkan pada tanggal 9 Januari 2021, pukul 09.29 WIB. Saat itu abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.168 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau sekitar 200 meter diatas puncak," kata Andiani.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Status Masih Siaga
Melalui rekaman seismograf pada kemarin, Kamis (23/3/2021,) terjadi dua kali gempa awan panas guguran, 148 kali gempa guguran, dua kali gempa hembusan, terdapat gempa low frequency dan sekali gempa hybrid atau fase banyak.
Berdasarkan pantauan visual, Gunung Merapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara.
"Visual lainnya teramati 9 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur sejauh 1.000 meter ke barat daya. Teramati 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke arah barat daya," ucap Andiani.
Sedangkan hasil pengamatan periode 00.00 - 06.00 WIB pada hari ini, Gunung Merapi terlihat jelas dari Pos Gunung Merapi (PGM) Kaliurang. Asap kawah tidak teramati, cuaca cerah hingga berawan, angin sedang ke arah timur.
Dalam laporan yang ditulis oleh Rachmad Widyo Laksono di situs magma.esdm.go.id, kondisi rinci saat ini cuaca cerah hingga berawan, angin sedang ke arah timur. Suhu udara sekitar 16-21 derajat Celcius. Sementara untuk kelembaban 55-71 persen.
"Pengamatan kegempaan terjadi 18 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-34 mm dan lama gempa 12-148 detik. Terjadi dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-6 mm, dan lama gempa 13-16 detik," tulis Rachmad.
Rachmad juga melaporkan Gunung Merapi mengalami satu kali gempa hybrid (fase banyak) dengan amplitudo 6 mm, S-P 0.5 detik dan lama gempa 10 detik. Status Gunung Merapi sendiri masih di Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.
Status itu ditetapkan saat gunung api berketinggian 2.968 mdpl itu mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada 9 Januari 2021 dengan tinggi kolom erupsi 200 mdpl. Warna kolom abu teramati kelabu.Â
Advertisement