Saat Krisis Air Bersih Mulai Melanda Cilacap

Sebanyak enam desa di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mulai mengalami krisis air bersih akibat kemarau di wilayah tersebut

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2021, 00:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2021, 00:00 WIB
Ilustrasi – Pengiriman air bersih ke Desa Patimuan, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Pengiriman air bersih ke Desa Patimuan, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy menyebutkan sebanyak enam desa di daerah itu mulai terdampak kekeringan, meskipun belum semua wilayah memasuki musim kemarau.

"Hingga hari ini, kami telah mengirimkan bantuan air bersih sebanyak empat tangki untuk warga Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten. Bantuan air bersih untuk lima desa lainnya akan segera kami kirim karena surat permohonannya baru masuk," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Jumat, dikutip Antara.

Ia mengatakan lima desa lainnya yang surat permohonan bantuan air bersihnya baru diterima BPBD Kabupaten Cilacap terdiri atas Purwodadi dan Rawa Apu di Kecamatan Patimuan serta Cinangsi, Cisumur, dan Gintungreja di Kecamatan Gandrungmangu.

Akan tetapi, bantuan air bersih untuk dua desa di Kecamatan Patimuan akan dikirim pada Senin (24/5), sedangkan untuk tiga desa di Kecamatan Gandrungmangu direncanakan pada Selasa (25/5) dan Rabu (26/5) karena surat permohonan bantuannya baru diterima BPBD Kabupaten Cilacap.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Bencana Berulang

Ilustrasi – Warga di Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap mengambil air bersih dari sungai pada musim kamarau. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Warga di Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap mengambil air bersih dari sungai pada musim kamarau. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sesuai dengan prosedur, kata dia, BPBD terlebih dulu akan melakukan asesmen dan survei lokasi berdasarkan surat permohonan bantuan air bersih yang diajukan oleh pemerintah desa atau kecamatan setempat.

Survei lokasi tersebut, katanya, dilakukan untuk menentukan titik distribusi penyaluran bantuan air bersih agar mudah terjangkau masyarakat dan mempercepat layanan.

"Kami mengimbau masyarakat untuk lebih efisien dalam menggunakan air bersih mengingat saat sekarang masih awal musim kemarau," kata Tri Komara.

Seperti diwartakan, BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap memprakirakan sebagian kecil wilayah Kabupaten Cilacap memasuki awal musim kemarau pada bulan Mei, sedangkan wilayah lainnya pada bulan Juni.

Terkait dengan hal itu, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp90 juta untuk mengatisipasi bencana kekeringan khususnya penyaluran air bersih pada musim kemarau karena daerah rawan kekeringan di wilayah itu mencapai 73 desa yang tersebar di 19 kecamatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya