Liputan6.com, Yogyakarta - Pada pertengahan tahun 1947, sebuah peristiwa heroik namun kurang dikenal dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia terjadi di kota pelabuhan Cilacap. Strategi bumi hangus yang diterapkan di kota ini menjadi bukti tekad para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan, bahkan mengorbankan kota mereka sendiri.
Mengutip dari berbagai sumber, dengan pelabuhan internasionalnya yang strategis, Cilacap menjadi target utama dalam agresi militer Belanda. Posisi geografis pelabuhan ini memungkinkan distribusi logistik yang efisien untuk mendukung operasi militer di seluruh Pulau Jawa.
Advertisement
Bagi Belanda, menguasai Cilacap berarti membuka pintu untuk menguasai kembali wilayah-wilayah strategis di Indonesia. Pertempuran di Cilacap dimulai pada 21 Juli 1947, ketika angkatan laut Belanda melancarkan serangan dari arah laut.
Advertisement
Baca Juga
Menghadapi invasion ini, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) yang baru terbentuk, dengan peralatan seadanya hasil rampasan perang, berdiri sebagai garda terdepan pertahanan kota. Meski kalah dalam hal persenjataan dan teknologi, ALRI menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi armada Belanda yang jauh lebih canggih.
ALRI, yang dibentuk pada 5 Desember 1945 dari cikal bakal Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut, mengemban tugas untuk mengamankan wilayah perairan dan pantai Cilacap. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, organisasi ini memainkan strategi pertahanan maritim Indonesia pasca kemerdekaan.
Setelah pertempuran sengit di laut, ALRI terpaksa mundur menghadapi superioritas armada Belanda. Akan tetapi, kekalahan di laut tidak menyurutkan semangat perlawanan.
ALRI bersama TNI mengambil keputusan untuk membumihanguskan seluruh kota Cilacap. Strategi ini diambil untuk mencegah Belanda memanfaatkan infrastruktur kota untuk kepentingan militer mereka.
Sebelum operasi bumi hangus dilaksanakan, pihak militer Indonesia mengevakuasi penduduk sipil dari kota. Keselamatan warga menjadi prioritas utama sebelum api dikobarkan.
Pada 28 Juli 1947, operasi bumi hangus dimulai dengan pembakaran sistematis infrastruktur strategis kota. Kantor pemadam kebakaran dan pelabuhan menjadi target pertama, strategi yang secara efektif melumpuhkan kemampuan Belanda untuk memadamkan api di lokasi-lokasi lain.
Selanjutnya, gudang gula, kawasan pelabuhan, dan kilang minyak Republik Indonesia dibakar, menghancurkan potensi logistik yang mungkin dimanfaatkan musuh. Gelombang pembakaran terakhir menyasar kawasan pertokoan dan pasar Cilacap, melumpuhkan pusat ekonomi kota.
Ketika pasukan Belanda akhirnya memasuki Cilacap, yang mereka temukan hanyalah puing-puing dan abu. Strategi bumi hangus telah berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk menjadikan Cilacap sebagai basis logistik mereka.
Â
Penulis: Ade Yofi Faidzun