Warga Takut Jalani Tes, Angka Kematian karena Covid-19 di Gunungkidul Tinggi

Per hari ini, Gunungkidul mencatatkan 2.939 kasus konfirmasi positif Covid-19 secara kumulatif. Sebanyak 102 pasien dirawat, 2.699 kasus sembuh, dan 139 kasus meninggal dunia.

oleh Hendro diperbarui 27 Mei 2021, 04:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2021, 04:00 WIB
Ilustrasi
Angka meninggal dunia bertambah 1 kasus pada hari ini, begitu pula untuk kasus baru konfirmasi positif. Sedangkan pasien sembuh hari ini mencapai 7 orang.

Liputan6.com, Gunungkidul - Angka kasus baru Covid-19 di Kabupaten Gunungkidul saat ini terbilang melandai dari waktu ke waktu. Meski demikian, berbanding dengan peningkatan jumlah positif, jumlah kasus meninggal dunia dari pasien positif Covid-19 terbilang masih tinggi beberapa waktu terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty menilai hal itu berkaitan dengan tingkat kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan (faskes) yang masih rendah. Selain jauhnya jarak rumah dengan fasilitas kesehatan, juga ada indikasi ketakutan dengan tes Covid-19.

"Bisa jadi karena mereka takut akan dinyatakan positif Covid-19 oleh dokter," kata Dewi, Rabu (26/5/2021).

Ia pun menegaskan para dokter dan tenaga kesahatan tidak ingin meng-COVID-kan pasien. Menurutnya, ada prosedur yang mesti dijalankan sesuai pedoman hingga kode etik terkait penanganan pasien. Pihaknya juga tak serta merta membuat status positif Covid-19 hanya dengan asumsi, melainkan berdasarkan hasil tes.

Dewi mencontohkan jika ada seorang pasien demam, menurutnya, wajar jika dokter menduga pasien bersangkutan mengalami Covid-19, lantaran demam merupakan salah satu gejala umum yang kerap muncul.

"Muncul dugaan tentu boleh saja, tapi bukan berarti itu meng-COVID-kan pasien," jelasnya.

Adapun kepastian kondisi pasien dilakukan dengan pemeriksaan lebih lanjut. Jika terbukti positif Covid-19, maka akan segera ditangani. Namun jika tidak, akan ditangani sesuai gejala yang muncul.

Lantaran keengganan tersebut, Dewi mengatakan sejumlah pasien datang ke faskes dalam kondisi berat. Bahkan, belum sempat diambil sampel swab-nya, pasien tersebut sudah meninggal dunia.

"Hal itu menyebabkan angka kematian jadi tinggi," katanya.

Dewi pun mengimbau agar masyarakat tidak perlu resah untuk datang ke faskes. Sebab, penanganan medis bisa lebih cepat dilakukan jika mereka segera datang sebelum mengalami kondisi berat.

Tingginya angka kematian akibat Covid-19 ini juga pernah diungkapkan oleh Direktur RSUD Wonosari dr Heru Sulistyowati. Ia mengatakan warga enggan ke RS untuk memeriksakan diri saat sudah mengalami gejala ringan.

"Saat datang kondisinya sudah berat yang akhirnya meninggal dunia," kata Heru beberapa waktu lalu.

Ia pun berharap ada dukungan dari berbagai instansi dan elemen masyarakat agar warga tidak enggan untuk datang ke RS. Salah satunya mengedepankan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang tepat.

Menurut Heru, penanganan tidak akan terlambat jika warga segera datang ke RS. Sebab, kondisinya akan segera diketahui sehingga bisa langsung mendapat penanganan yang tepat.

"Penanganan yang cepat dan tepat juga bisa menekan angka kematian," ujarnya.

Per hari ini, Gunungkidul mencatatkan 2.939 kasus konfirmasi positif Covid-19 secara kumulatif. Sebanyak 102 pasien dirawat, 2.699 kasus sembuh, dan 139 kasus meninggal dunia.

Angka meninggal dunia bertambah 1 kasus pada hari ini, begitu pula untuk kasus baru konfirmasi positif. Sedangkan, pasien sembuh hari ini mencapai 7 orang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya