Tanggapan Kepala Dinkes atas Tudingan Anggota DPRD Sikka terkait Kinerja Tenaga Kesehatan

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Sikka, NTT, Petrus Herlemus menyesalkan pernyataan Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Sikka yang menuding adanya tenaga kesehatan yang menjadikan Covid-19 sebagai proyek untuk menghabiskan uang rakyat.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 14 Jul 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2021, 05:00 WIB
Benediktus Lukas Raja, Anggota DPRD Sikka dari Fraksi PDI P, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto Istimewah)
Benediktus Lukas Raja, Anggota DPRD Sikka dari Fraksi PDI P, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto Istimewah)

Liputan6.com, Sikka - Anggota DPRD Sikka dari Fraksi PDI P, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Benediktus Lukas Raja menyentil oknum tenaga kesehatan (nakes) yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 untuk mengambil keuntungan.

Pernyataan Anggota DPRD Sikka dari Fraksi PDI P ini disampaikan saat Rapat Dengar pendapat (RDP) antara anggota DPRD Sikka dan Satgas COVID-19 yang berlangsung secara daring dan luring, Jumat (9/7/2021) siang.

"Pak Bupati dan Pak Sekda, tolong evaluasi para dokter. Kita setuju perhatikan mereka. Dokter dan para tenaga medis adalah garda terdepan. Tetapi jangan jadikan pandemi COVID-19 ini sebagai proyek," Diki Raja menegaskan.

Dia meminta, agar dilakukan pemeriksaan seluruh laboratorium di Kabupaten Sikka karena ia menduga ada upaya permainan hasil tes sehingga banyak warga dideteksi terinfeksi Covid-19.

"Periksa yang memiliki laboratorium. Jangan sampai alat ini untuk covidkan orang. Ini, saya harus katakan untuk melindungi rakyat," dia menegaskan.

Diki Raja juga mengatakan, saat ini kasus Covid-19 di Kabupaten Sikka terus meningkat akibat penanganannya tidak maksimal.

Dia mengatakan kasus kematian yang terjadi di Kabupaten Sikka saat ini, tidak semuanya karena Covid-19 tetapi diakibatkan oleh penyakit lain. Untuk itu, ia kembali menegaskan agar tidak ada "permainan" yang memanfaatkan bencana pandemi untuk mengambil keuntungan semata.

"Jangan sampai pandemi Covid-19 ini proyek. Bisnis rapid test, bisnis APD, dan bisnis obat-obatan. Jangan sampai Pak Ketua, catat apa yang saya sampaikan, pandemi ini dijadikan proyek untuk menghabiskan uang rakyat," beber dia.

Ia juga menduga kini, tenaga kesehatan hanya mengurusi pasien Covid-19 karena insentifnya besar.

"Para tenaga medis semua ini hanya urus pasien Covid-19 karena insentifnya besar. Kalau penyakit lainnya seperti jantung, hati, ginjal, usus buntu, dan lainnya insentif kecil sehingga para tenaga kesehatan tidak fokus urusin itu," umbarnya.

Menurut dia, anggaran yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat sudah dipangkas untuk penanganan Covid-19. Namun, setiap hari di Kabupaten Sikka, kasus Covid-19 malah terus meningkat.

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Sikka, NTT, Petrus Herlemus menyesalkan pernyataan Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Sikka yang menuding adanya tenaga kesehatan yang menjadikan Covid-19 sebagai proyek untuk menghabiskan uang rakyat, serta pernyataan tenaga kesehatan yang bekerja karena insentif dan adanya pasien yang di-covid-kan.

Dia menegaskan, kalau disoroti kerja nakes dengan motivasi insentif, hal itu sangat keliru. Sebab bicara insentif maka bicara hak, sementara tugas dan tanggung jawab sesuai kompetensi tetap melekat pada nakes. 

Simak Juga Video Pilihan Berikut:

Bicara dengan Data

Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan rapid antigen terhadap ratusan warga di Labkesda Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)
Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan rapid antigen terhadap ratusan warga di Labkesda Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)

Menurutnya, bila nakes bekerja karena instentif maka apabila terlambat dibayar, nakes tidak bekerja. Namun, kenyataannya mereka tetap bekerja tanpa menghitung itu, karena merasa bertanggung jawab melindungi warga.

"Saya bicara sebagai kepala dinas dengan tujuan menjaga psikologis mereka. Nakes sangat kecewa sebab dikatakan bekerja karena instentif dan semua kegiatan diproyekan bahkan meng-covid-kan pasien," tuturnya, kepada awak media, Sabtu (10/7/2021).

Dalam mengelola dana Covid-19, Dinas Kesehatan selau didampingi Inspektorat Sikka dan Kejaksaan Negeri Sikka sebelum dilakukan pembelanjaan bahkan telah diperiksa BPK sebanyak 5 kali. Semua kegiatan pengelolaan dana Covid-19 sangat transparan.

Ia pun menanyakan, siapa yang memproyekkan dan meng-covid-kan orang karena semuanya sangat transparan bahkan harga barang pun ada harga pembanding. Dia pun mempersilakan para anggota DPRD atau pihak mana pun untuk memperiksa data-data tersebut.

"Jangan membuat pernyataan yang menjustifikasi penilaian rakyat terhadap nakes yang bekerja di luar aturan. Semua sesuai aturan, tidak ada ladang bisnis di sini," dia menegaskan.

Terkait pernyataan soal pasien di-covid-kan, Petrus Herlemus mengatakan tidak sedikit pun meragukan penegakan diagnosis oleh tim dokter dan tim medis. Namun sebaiknya, jelasnya, ketika berbicara harus disertai data laboratorium.

"Kami dihujat, dikritik silakan, tapi kami bekerja berdasarkan kompetensi. Kami bekerja di bawah sumpah profesi kami sehingga kami berharap semua pihak sadar akan kerja para Nakes di setiap profesi," pintanya.

Petrus Herlemus menegaskan kembali rasa kecewanya terhadap pernyataan Anggota Dewan dari Fraksi PDIP, terlebih saat ini para nakes tengah tertekan karena kasus Covid-19 yang tak kunjung menurun.

"Saat ini, para nakes yang menjadi garda terdepan dalam menangani pandemi Covid-19 hanya butuh penghormatan dan penghargaan atas kerja keras mereka," dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya