Liputan6.com, Pekanbaru - Percepatan peremajaan sawit di Riau menunjukkan tanda mengembirakan. Ribuan petani di Bumi Lancang Kuning itu terus membeli bibit berkualitas dari PT Perkebunan Nusantara V sejak Februari lalu.
Hingga kini sudah ada 708.277 bibit sawit unggul ludes terjual hingga September 2021. Jumlah itu dibeli oleh 3.200 petani sawit, baik itu swadaya atau yang tergabung dalam koperasi unit desa (KUD) non plasma PTPN V.
Advertisement
Baca Juga
"Ada juga petani dari provinsi tetangga, seperti Jambi dan Sumatra Barat," kata Senior Executive Vice President Operation PTPN V, Ospin Sembiring, di Pekanbaru, Sabtu siang, 11 September 2021.
Dia menjelaskan, saat ini tersisa 370 ribu bibit sawit unggul di sejumlah sentra binaan PTPN V. Jumlah itu siap di lepas ke petani sebagai langkah mendukung percepatan peremajaan sawit rakyat.
Ospin menuturkan, respon petani sawit Riau sangat baik mendukung terobosan anak perusahaan Holding Perkebunan PTPN III (Persero) itu dalam menyiapkan bibit sawit unggul bersertifikat. Apalagi, kini petani menghadapi dilema menyusul gempuran bibit sawit ilegitim atau palsu di pasaran.
"Animo sangat tinggi, tinggal 370 ribu bibit sawit lagi yang bisa dibeli petani swadaya," kata Ospin.
Ospin menjelaskan, PTPN V punya tujuh sentra pembibitan mendukung peremajaan sawit. Sejumlah sentra itu sudah menjual bibit sawit dan kini hanya tinggal di sentra pembibitan di Kota Dumai, Tanah Putih (Rokan Hilir) dan Tandun (Kampar).
"Jumlah stok juga terus menipis dengan tingkat penjualan rata-rata mencapai 70.000 bibit tiap bulannya," ujar Ospin.
Sementara di sentra Air Molek, Indragiri Hulu telah ludes terjual. Begitu pula pada beberapa sentra di Kampar dan Siak masih dalam tahap pembudidayaan setelah habis diborong petani.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Harga Terjangkau
Melengkapi Ospin, EVP Plasma PTPN V, Arif Subhan Siregar, mengatakan selain ditawarkan dengan harga yang transparan, terjangkau dan sama di setiap sentra, tingginya animo masyarakat juga disebabkan sistem penjualan yang dilakukan melalui sentuhan digital.
Petani dapat mengakses jenis bibit, ketersediaan bibit, harga, dan dokumen bibit dengan hanya satu sentuhan melalui aplikasi Sawit Rakyat Online. Aplikasi tersebut dapat diunduh secara gratis melalui Google Play Store.
Dalam hitungan bulan aplikasi tersebut berhasil menyita perhatian para petani sawit Riau dan sekitarnya yang selama ini kesulitan mendapatkan bibit sawit bersertifikat.
Arif optimistis target perusahaan untuk dapat menyalurkan 1,1 juta bibit sawit unggul bersertifikat kepada masyarakat tahun ini dapat tercapai. Diapun berharap produktivitas petani yang muaranya pada peningkatan kesejahteraan dimulai dengan bibit tepat.
Berdasarkan survei pusat penelitian kepala sawit (PPKS), petani sawit masih kerap terjebak dengan keberadaan bibit sawit palsu. Ada sejumlah alasan yang membuat mereka terjebak, di antaranya 37 persen menjadi korban penipuan, 14 persen tergiur harga murah, 20 persen tidak mengetahui cara membeli benih yang legal.
Selain itu, 12 persen di antara petani terjebak penggunaan bibit palsu karena rumitnya persyaratan yang harus dipenuhi, 10 persen tidak mengetahui lokasi pembelian benih legal, serta 4 persen petani menyatakan akibat jarak tempuh dari lahan sawit ke produsen benih legal yang cukup jauh.
Bahkan berdasarkan penelitian, 50 persen petani di Riau masih menggunakan bibit ilegitim. Untuk itu, Arif mengatakan bahwa PTPN V merasa perlu hadir dan menawarkan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi para petani.
"Kita ingin mendukung langkah pemerintah dalam mempercepat peremajaan sawit rakyat," tutupnya.
Advertisement