Didampingi Istri, Begini Kronologi Pendaki Gunung Lawu Meninggal Dunia

Proses evakuasi pendaki Gunung Lawu yang meninggal dunia itu didukung 70 personel dari sukarelawan gabungan

diperbarui 21 Sep 2021, 01:30 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2021, 01:30 WIB
Gunung Lawu
Gunung Lawu. (dok.Instagram @lawumountain/https://www.instagram.com/p/CR7hXf0JLxv/Henry)

Karanganyar - Pendaki asal Madiun, Koco Yuwono, 45, yang meninggal dunia diketahui naik ke Gunung Lawu melalui jalur Cemara Kandang, Karanganyar, bersama satu orang perempuan dan empat rekan laki-laki, Senin (20/9/2021) pagi.

Satu perempuan dalam rombongan itu adalah istri dari Koco. Solopos.com memperoleh informasi mengenai detik-detik saat Koco terjatuh dan tak sadarkan diri hingga akhirnya pendaki tersebut meninggal dunia.

Berdasarkan informasi tersebut, di tengah pendakian, istri Koco sempat menyampaikan keinginan untuk buang air besar. Ia pun meminta rekan-rekan lainnya melanjutkan perjalanan terlebih dahulu.

Rombongan tersebut kemudian menunggu di dekat belokan tidak jauh dari lokasi istri Koco buang air besar. Koco kemudian juga menyusul rekan-rekannya lain yang menunggu. Saat itu lah Koco terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Melihat Koco jatuh dan tidak sadarkan diri, dua orang rekannya berupaya mencari bantuan. Salah satunya menghubungi Anggota Anak Gunung Lawu (AGL), Budi “Babi” Santoso. Saat itu pukul 12.00 WIB dan Budi sedang berada di Kota Solo.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Evakuasi 70 Personel Gabungan

Budi sebelumnya membantu proses registrasi rombongan Koco saat hendak naik di pos pendakian. Ia juga sudah mengecek peralatan pendakian rombongan yang cukup lengkap.

“Selesai registrasi, mereka sempat berfoto-foto di dekat pos pendakian. Setelah itu naik ya antara pukul 07.15 WIB sampai pukul 07.30 WIB,” kata Budi kepada wartawan di pos pendakian Cemara Kandang, Senin.

Proses evakuasi pendaki Gunung Lawu yang meninggal dunia itu didukung 70 personel dari sukarelawan gabungan. Ada empat tim search and rescue unit (SRU) yang dikerahkan. SRU 1 naik pukul 12.30 WIB terdiri dari empat orang personel.

Disusul berikutnya, SRU 2 terdiri dari enam orang. SRU 2 naik pukul 13.15 WIB. Tim itu terdiri dari anggota PMI. SRU 3 sebanyak 11 personel naik pukul 14.42 WIB dan SRU 4 sebanyak 11 personel naik pukul 15.27 WIB.

Evakuasi berlangsung selama lima hingga enam jam. Jenazah Koco sampai pos pendakian Cemara Kandang pukul 19.30 WIB dan langsung dibawa ke Puskesmas Tawangmangu.

 

Belum Sarapan

Kebakaran Gunung Lawu
Hargo Tiling tampak dari Pasar Dieng, jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho. (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Belakangan diketahui Koco Yuwono, yang meninggal dunia saat mendaki Gunung Lawu, Karanganyar, belum sarapan saat memulai pendakian pada Senin (20/9/2021) pagi.

Informasi tersebut diperoleh sukarelawan penyelamat dari istri Koco yang kebetulan ikut mendaki bersama suaminya dan beberapa rekan lain. Terkait itu, anggota Tim SAR Karanganyar, Febriyan Kurnia, yang menjadi koordinator evakuasi tersebut, mengingatkan para pendaki agar mempersiapkan fisik dengan baik.

Persiapan fisik itu termasuk sarapan sebelum memulai pendakian. “Informasinya, survivor ini belum sarapan. Nah saat mendaki itu mengalami keram perut, sesak napas, lalu kehilangan kesadaran. Korban kan sempat tidak sadarkan diri,” ungkap Febri, sapaan akrabnya, kepada wartawan di pos pendakian Cemara Kandang, Senin.

Febri mengungkapkan saat tim medis dari PMI datang dan memeriksa, diketahui denyut nadi pendaki itu lemah. Tim medis datang membawa perlengkapan oksigen. Namun, Koco tidak tertolong. Pendaki Gunung Lawu itu dievakuasi dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Dapatkan berita Solopos.com lainnya, di sini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya