Liputan6.com, Yogyakarta - Bangunan mangkrak dan tak terpakai banyak ditemui di penjuru kota Yogyakarta. Bangunan-bangunan di Yogyakarta tersebut tak digunakan karena berbagai alasan mulai dari tak berizin, dana pembangunan habis, sudah terlalu tua, hingga tidak dilanjutkan karena memiliki kisah kelam.
Jadi, tidak mengherankan apabila sebagian dari bangunan tersebut memiliki beragam cerita mistis. Salah satunya, bangunan yang berada di Jalan Persatuan, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Bangunan ini milik sebuah pengguruan tinggi yang cukup populer di Kota Gudeg ini. Tampak luar bangunan ini sangat tak terawat, catnya sudah kusam dan mengelupas, banyak juga kaca jendela yang pecah.
Advertisement
Bangunan enam lantai ini mangkrak sejak selesai dibangun karena tidak mengantongi izin bangunan. Rupanya selain bermasalah dengan perizinan, pembangunannya juga penuh masalah.
Baca Juga
Dikutip dari berbagai sumber, dulu bangunan di Yogyakarta ini dibangun di atas sebuah kebun bambu. Hal ini menyebabkan banyak rumor beredar di masyarakat bahwa makhluk tak kasat mata tak senang saat "rumah" mereka dibongkar.Â
Terlebih pihak kontraktor yang mengerjakan bangunan ini tidak hati-hati. Banyak pekerja yang akhirnya menjadi korban hal-hal mistis selama masa pembangunan bangunan ini. Mulai dari pekerja yang mendadak sakit, peralatan yang tiba tiba rusak, terjadi kecelakaan kerja, hingga puncaknya ada seorang pekerja yang mengalami kecelakaan hingga meninggal karena terkubur dalam sumur galian beton di dasar gedung ini.
Meski tak diketahui secara pasti kapan bangunan ini mulai ditinggalkan, tetapi aura mistis bangunan ini masih sangat terasa. Seorang penjual makanan di depan bangunan ini, sekaligus penjaga pintu masuk bangunan kosong ini bercerita bahwa banyak hal-hal mistis yang kerap terjadi. Mulai dari lolongan minta tolong hingga penampakan-penampakan yang kerap muncul dari jendela bangunan ini.
Kemistisan bangunan di Yogyakarta ini diperkuat dengan banyaknya cerita yang beredar di masyarakat bahwa bangunan ini menjadi sarang makhluk tak kasat mata. Ditambah banyaknya orang-orang yang memanfaatkan gedung ini untuk melakukan praktik-praktik perdukunan.
Â
Penulis: Tifani