Citarum Meluap, Banjir Terjang Sejumlah Titik di Bandung Selatan

Hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari terakhir mengakibatkan meluapnya Sungai Citarum karena tak sanggup menampung debit air, pada Rabu (3/11/2021).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 03 Nov 2021, 15:24 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 15:06 WIB
Banjir Dayeuhkolot
Situasi banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot-Banjaran depan Jembatan, Rabu (3/11/2021). Akibat banjir, pengendara bermotor tidak bisa melintas. (Foto: Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari terakhir mengakibatkan meluapnya Sungai Citarum karena tak sanggup menampung debit air, pada Rabu (3/11/2021). Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, banjir terjadi di sejumlah titik.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan, banjir di kawasan Bandung selatan meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah.

Melalui keterangan tertulisnya, Akhmad menyebutkan Berdasarkan hasil hingga pukul 07.00 WIB, tinggi muka air di Kecamatan Bojongsoang sudah mencapai 100 cm. Tidak ada laporan pengungsi di kecamatan ini dan laporan rumah terendam masih dalam kaji cepat tim di lapangan.

Sedangkan, di Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, tinggi muka air (TMA) mencapai 10-120 cm. Untuk beraktivitas warga terpaksa menggunakan perahu kayu.

"Pengungsi 11 kepala keluarga (KK) atau 32 jiwa," ucap Akhmad.

Di Kecamatan Baleendah, banjir yang menerjang kawasan tersebut sudah mencapai hingga 140 cm. Terdapat 4 KK atau 8 jiwa yang mengungsi akibat banjir tersebut. Menurut warga, kolam retensi yang dibangun pemerintah tak berdampak mencegah banjir.

Selain merendam permukiman, banjir di kawasan Bandung selatan juga menerjang sejumlah ruas jalan. Di Jalan Raya Cijagra-Cijeruk, TMA mencapai satu meter sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat.

Selain itu, di Jalan Raya Dayeuhkolot-Bandung tinggi muka air mencapai 30 cm. "Kendaraan roda dua dan empat masih bisa jalan," tutur Akhmad.

Begitu juga dengan Jalan Raya depan Metro yang tinggi muka air mencapai 20 cm. Namun, di Jalan Raya Andir-Katapang, TMA sudah mencapai 140 cm. Sementara, di Jalan Raya Ciparay-Dayeuhkolot dengan TMA hingga 70 cm yang menyebabkan pengendara roda dua dan empat tidak bisa melintas.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

Siaga Banjir

Banjir
Kondisi banjir di Jalan Cijagra-Cijeruk, Kecamatan Bojongsoang dengan tinggi muka air hingga 80 cm. (Foto: Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu menyampaikan potensi dampak banjir dan banjir bandang di Bandung raya. Peta potensi bencana ini berlaku mulai 3-4 November 2021.

Rahayu mengatakan, potensi dampak banjir dan bandang ini berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF).

Berdasarkan prakiraan IBF untuk dampak banjir dan banjir bandang berlaku pada 3 November 2021, ada potensi dampak dengan status siaga untuk wilayah Bandung raya, yaitu di Kabupaten Bandung di kawasan Rancabali.

Sedangkan, potensi dampak dengan status waspada untuk wilayah Bandung raya meliputi Kaputan Bandung yaitu Pasirjambu, Rancabali, dan Pangalengan.

Di Kabupaten Bandung Barat, meliputi Rongga, Cihampelas, Cililin, Waduk, Cipongkor, Sindangkerta, Gununghalu, Cipatat, Saguling, Batujajar, Padalarang, dan Cipeundeuy.

Untuk 4 November, prakiraan IBF untuk dampak banjir dan banjir bandang dengan potensi dampak status siaga untuk wilayah Bandung raya, yaitu wilayah Bandung Barat meliputi Gununghalu dan Kabupaten Bandung di Rancabali dan Pasirjambu.

Sedangkan prakiraan IBF untuk dampak banjir dan banjir bandang dengan status waspada yakni di Kabupaten Bandung Barat meliputi wilayah Sindangkerta serta Kabupaten Bandung di wilayah Ciwidey, Pangalengan, dan Kertasari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya