Gunung Ili Lewotolok Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Abu 2.000 Meter di Atas Puncak

Erupsi Gunung Ili Lewotolok masih berlanjut berupa embusan asap tebal kehitaman secara terus-menerus.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2021, 13:09 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2021, 13:09 WIB
Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Lembata, NTT. (Foto: Istimewa)
Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Lembata, NTT. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Kupang - Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT, kembali erupsi pada Senin (22/11/2021), pukul 11.47 Wita. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.

Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok Stanis Ara Kian mengatakan, berdasarkan laporan, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dari puncak gunung dengan ketinggian 3.423 meter di atas permukaan laut itu.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35.5 mm dan durasi kurang lebih dua menit 16 detik," ujarnya.

Erupsi masih berlanjut berupa embusan asap tebal kehitaman secara terus-menerus. Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi, masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung, pendaki, dan wisatawan agar tidak berada tempat itu dan tidak melakukan pendakian.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bahaya Abu Vulkanik

Pihak PVMBG juga mengeluarkan rekomendasi terkait dengan erupsi itu, mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA), maupun gangguan kesehatan lainnya. Masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker untuk penutup hidung dan mulut, maupun perlengkapan lain guna melindungi mata dan kulit.

Ia menjelaskan, mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung itu maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang airnya berhulu di puncak gunung tersebut agar mewaspadai ancaman banjir lahar hujan.

"Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi Gunung Ili Lewotolok setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation)," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya