Menjaga Cagar Alam Laut Karimata Kalbar dengan Sensus Burung Air

Tim Deskar sedang mengamati burung Cikalang di Kepulauan Karimata Kalimantan Barat (Kalbar).

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2022, 21:29 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 21:04 WIB
Menjaga Cagar Alam Laut Karimata dengan Sensus Burung Air
Burung Air di Laut Kepulauan Karimata Kalbar (Dok. Humas Deskar / Liputan6.com)

Liputan6.com, Pontianak - Pemantauan sensus burung air atau Asian Waterbirds Census, dilakukan oleh masyarakat lokal yang tergabung dalam tim Destinasi Karimata (Deskar) Desa Betok Jaya, di Kabupaten Kayong Utara Kalimantan Barat (Kalbar). Kegiatan yang digelar dari tanggal 5 - 7 Februari 2022, dihelat di dalam Cagar Alam Laut (CAL) Kepulauan Karimata.

CAL Kepulauan Karimata terletak sekitar 110 Kilometer dari Ketapang di Kabupaten Kayong Utara Kalbar, dengan luasan sekitar 190.000 hektare.

Acara tersebut digelar bersama Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar dan Fauna & Flora International’s Indonesia Programme.

Tim Deskar menjelajah 195,8 Km dengan kapal atau 12,71 persen, dari seluruh kawasan untuk mendata jenis burung air yang bermigrasi dan atau residen di CAL Kepulauan Karimata Kalbar.

Menurut Kepala BKSDA Kalbar Sadtata Adirahmanta, kegiatan Asian Waterbird Census merupakan arahan dari Direktur Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam, kepada semua unit pelaksana teknis (UPT) di masing-masing wilayah untuk mendata semua jenis burung air di Indonesia.

“Kegiatan ini menjadi kegiatan penting untuk bersama-sama melindungi jenis burung air dan habitatnya. Selama berkegiatan tim berhasil mendapatkan 15 jenis burung yang sedang bermigrasi dan residen di dalam kawasan,” katanya, Senin (28/2/2022).

Sadtata menjelaskan, selama berkegiatan di bulan Februari adalah waktu yang tepat. Karena saat ini adalah waktu bermigrasi burung, yang sedang bermigrasi dari wilayah Bumi utara ke Bumi selatan.

“Ini untuk menghindari musim dingin dan kawasan CAL Kepulauan Karimata Kalbar, menjadi daerah penting untuk didatangi jenis-jenis burung migrasi. Untuk mencari makan dan beristirahat, karena banyaknya pulau-pulau kecil di dalam cagar alam,” ungkapnya.

Sirajudin, anggota tim Deskar bersama nelayan lainnya, sering melihat burung air namun masih kurang pemahaman dalam identifikasi dan tidak mengetahui bahwa ada jenis burung dari negara lain.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kawasan Cagar Alam

Menjaga Cagar Alam Laut Karimata dengan Sensus Burung Air
Burung cikalang di Kepulauan Karimata Kalbar (Dok. Humas Deskar / Liputan6.com)

“Kami sering melihat burung-burung seperti jenis kedidi (sebutan lokal untuk jenis trinil pantai Actitis hypoluecos) atau jenis simbang (sebutan lokal untuk jenis cikalang Fregata sp) namun musiman. Mereka sering terlihat di pulau-pulau sekitar sini,” ucapnya.

Sirajudin dan 19 orang anggota tim Deskar, merasa senang diberikan pelatihan dalam pemantauan satwa laut dan pengambilan data. Termasuk jenis burung oleh BKSDA Kalbar dan Fauna & Flora International’s Indonesia Programme.

“Kami menjadi semangat dalam melindungi kawasan cagar alam ini, karena juga penting untuk anak dan cucu kami di kemudian hari, ujarnya”.

Sadtata mengungkapkan, inisiasi pemantauan satwa laut dimulai dari bulan September 2021, dengan data yang telah terkumpul selama ini.

Jenis Satwa Laut

Menjaga Cagar Alam Laut Karimata dengan Sensus Burung Air
Tim Deskar sedang mengamati burung Cikalang di Kepulauan Karimata Kalbar (Dok. Humas Deskar / Liputan6.com)

Di antaranya jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricate), penyu hijau (Chelonia mydas), pakan dugong, jenis burung air bermigrasi dan residen yaitu trinil pantai (Actitis hypoleucos), cerek-pasir besar (Charadrius leschenaultia) dan terik asia (Glareola maldivarum).

Lalu, Cikalang kecil (Fregata ariel), cikalang christmas (Fregata andrewsi), dara-laut Aleutian (Onychoprion aleuticus), dara-laut benggala (Thalasseus bengalensis), dara-laut kumis (Chlidonias hybrida), dara-laut kecil (Sternula albifrons) dara-laut tengkuk-hitam (Sterna sumatrana) dan cangak laut (Ardea sumatrana).

Dia melanjutkan, data-data satwa laut sangat penting untuk tetap dipantau, agar kawasan Cagar Alam tetap terjaga dan terhindari dari ancaman.

“Kami tidak mampu sendiri dalam menjaga kawasan ini, bersama tim Deskar dan masyarakat di Kepulauan Karimata dapat ikut terlibat dalam melestarikan dan menjaga keberadaan satwa laut,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya