Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Greges Nasional sempat menjadi topik hangat di media sosial Indonesia beberapa waktu lalu. Istilah Hari Greges Nasional muncul lantaran banyak warga merasakan demam, batuk, pilek dan tenggorokan sakit atau yang sering disebut greges, karena perubahan cuaca.
Mahatma Sotya Bawono Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher RSA UGM mengatakan, gejala greges umumnya muncul saat seseorang terserang flu. Namun saat kondisi pandemi Omicron ini sulit membedakan apakah seseorang terkena flu atau terinfeksi Omicron.
"Sulit dibedakan karena infeksi Omicron memiliki gejala seperti flu biasa," terangnya.
Advertisement
Baca Juga
Mahatma menjelaskan, flu biasa memiliki gejala demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan yang serupa dengan gejala khas pada Omicron yakni demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan. Saat tubuh merasakan gejala greges, Mahatma mengimbau masyarakat untuk beristirahat, membatasi interaksi, dan melakukan isolasi mandiri.
"Salah satu bedanya yang dominan adalah nyeri tenggorokan yang lebih berat dibandingkan dengan flu," ucapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Swab Test
Jika gejala ini tidak mereda dalam kurun waktu 24 jam disarankan melakukan swab test. Pengecekan swab test menjadi upaya yang dapat membedakan apakah yang tengah dialami adalah flu biasa atau varian Omicron.
Melalui swab test juga diharapkan bisa menekan penularan Omicron. Selain itu juga melindungi orang-orang yang berisiko mengalami gejala berat seperti lansia, orang yang belum divaksin, dan orang dengan komorbid.
Advertisement