Liputan6.com, Banyumas - Wakil Ketua Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia, Agus Haryanto menilai, komitmen Pemerintah Indonesia yang akan mengundang seluruh anggota G20 termasuk Rusia dalam KTT G20 sudah tepat sebagai bagian dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
Dalam posisi sebagai Presidensi G20, Indonesia memiliki posisi trategis untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan global. Salah satunya adalah perdamaian dunia.
Advertisement
Baca Juga
“Sikap Indonesia yang tetap akan mengundang Rusia sebagai anggota G20 untuk menghadiri pertemuan KTT G20 menurut saya itu sudah tepat, sebagai bagian dari politik luar negeri bebas dan aktif kita,” kata Agus, dalam keterangannya, dikutip Rabu (30/3/2022).
Sikap Indonesia terhadap konflik ini sudah jelas dan telah dikemukakan dalam sidang Dewan Keamanan PBB, bahwa Indonesia mendorong penyelesaian konflik tanpa pelibatan senjata. Indonesia juga mendorong resolusi untuk meredakan tensi konflik sekaligus mendorong aksi kemanusiaan di Ukraina dan sekitarnya.
“Terkait dengan isu, apakah Indonesia tidak menentang penjajahan, saya kira itu sudah dituangkan dalam forum Dewan Keamanan PBB. Sikap Indonesia sudah jelas di sana. Sudah disampaikan juga, bahwa Indonesia menentang adanya penggunaan senjata,” ucap Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fisip Unsoed ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Presidensi G20 Indonesia Imparsial dan Netral
Agus menambahkan, Indonesia harus menjaga agar tensi konflik tidak naik. Perihal ini, dia menilai Indonesia berpotensi menjadi negara yang bisa meredakan konflik atau dan memiliki pengalaman menjadi mediator untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina.
“Juga Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang tidak menginginkan jatuhnya korban di dalam konflik ini,” kata Agus.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah menyatakan akan bersikap secara netral dan tak memihak dalam penyelanggaraan KTT G20 yang nantinya akan dihadiri atau tidak oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presidensi G20 Indonesia bersifat imparsial dan netral. Sesuai dengan presidensi sebelumnya, adalah untuk mengundang semua anggota G20.
Sementara, sejumlah negara mendesak Indonesia tidak mengundang delegasi Rusia maupun Vladimir Putin untuk hadir dalam KTT G20 ini. Bahkan, ada pula yang mendesak agar Rusia dicoret dari keanggotaan G20.
Tim Rembulan
Advertisement