Liputan6.com, Jakarta - Founder dan Direktur Eksekutif PalmOil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung mengatakan pelarangan sementara ekspor minyak sawit mentah (CPO) seharusnya menaikkan harga tandan buah segar (TBS) yang dijual petani dikarenakan harga CPO internasional yang terkerek naik karena kebijakan tersebut.
Tungkot mengatakan dalam acara Talkshow GenSawit Corner di Jakarta, Kamis, bahwa harga TBS didasari dari harga CPO internasional sehingga apabila harga CPO dunia meningkat maka harga TBS yang dijual petani juga naik.
Advertisement
Baca Juga
"Harga TBS tingkat petani dasarnya harga CPO internasional. Apakah harga internasional naik atau turun akibat pelarangan ekspor? Faktanya harga CPO dunia naik, harusnya TBS di petani naik," katanya, dikutip Antara.
Dia menjelaskan bahwa penghentian sementara ekspor CPOÂ tidak ada kaitannya dengan harga TBS di tingkat petani dan produksi CPO.
Menurut dia pabrik kelapa sawit (PKS) seharusnya tidak sulit untuk menyerap TBS hasil petani di saat kebijakan pelarangan ekspor sawit.
"Apakah pemilik PKS kesulitan menampung TBS petani karena tidak ada penyaluran? Tidak. Karena selama ini 97 persen CPO sudah masuk rifenery, bisa menjadi minyak goreng, bisa menjadi biodiesel," kata dia.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Saksikan Video Pilihan Ini:
Reaksi Kepanikan
Tungkot menjelaskan bahwa saat ini pengusaha kelapa sawit mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi karena harga CPO yang kembali naik.
Pengurus Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fenny Sofyan mengatakan apabila ada harga TBS yang jatuh di tingkat petani dikarenakan kebijakan pelarangan ekspor adalah hanya reaksi kepanikan sementara saja.
Fenny menegaskan bahwa harga TBS didasarkan dari harga CPO internasional bulan sebelumnya. Selain itu, harga TBS juga selalu dievaluasi setiap bulannya berdasarkan harga CPO dunia dan ditentukan secara bersama-sama dan tidak bisa ditentukan secara sepihak.
"Jadi tidak bisa ujug-ujug naik atau turun," katanya.
Advertisement