Liputan6.com, Garut - Korban banjir bandang Garut di blok Cimacan, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, membutuhkan selimut dan obat-obatan.
"Yang kami butuhkan saat ini baju, selimut dan obat-obatan, seluruh pakaian dan harta benda kami tergenang banjir," ujar Sri, warga korban banjir, Sabtu (16/7/2022).
Menurutnya kiriman debit air dari luapan sungai Cimanuk tadi malam, terbilang besar. Namun ujar dia, besaran debit masih kalah dibanding musibah banjir bandang Cimanuk 2016 lalu.
Advertisement
"Kalau saat banjir bandang ketinggian di atas 4 meter, kalu tadi malam hanya sekitar 3 meter," kata dia.
Saat ini mayoritas korban terdampak banjir di blok Cimacan membutuhkan pakaian ganti dan selimut penghangat buat warga. "Kebetulan sekarang musim hujan masih tinggi, kami membutuhkan pakaian ganti," kata dia.
Dede, korban terdampak banjir lainnya menyatakan, ada puluhan rumah di RW 13 dan 15 blok Cimacan Desa Haurpanggung yang menjadi korban banjir.
"Kalau yang meninggal dunia, sebab sejak air mulai ketinggian sebetis, mereka sudah saling ingatkan untuk mengungsi," kata dia.
Dede menyatakan, kiriman debit air pertama kali menggenangi pemukiman warga sekitar pukul 21.00 WIB tadi malam, namun tidak lama kemudian debit air terus bertambah.
"Sekitar jam 10 malam (22.00 WIB) warga sudah mulai meninggalkan rumahnya masing-masing," kata dia.
Bersyukur ujar dia, berkaca pengalaman musibah banjir bandang Cimanuk 2016, seluruh warga mulai memahami pergerakan air. "Memang air juga masih kalah jauh dibanding dengan saat banjir bandang 2016 lalu," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Patroli Malam
Sementara itu, untuk menghindari banjir susulan, Kepolisian resort Garut dan unsur TNI bakal melakukan patroli malam di beberapa titik banjir.
"Kita menggunakan sistem keamanan lingkungan yang ada untuk bisa memantau keamanan harta benda pada korban," ujar Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono, di lokasi banjir Cimacan.
Hasil perhitungan sementara, total sekitar 2.500 warga dari 700 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban terdampak banjir Garut kali ini.
"Kami lakukan langkah-langkah bersama TNI dan tentunya pemerintah daerah untuk membantu warga melakukan pembersihan dari kediamanannya masing-masing," kata dia.
Ia memastikan hingga kini ketinggian debit air sungai Cimanuk yang berada tidak jauh dari pemukiman warga, terus menunjukan penurunan.
"Warga juga tidak ada yang mengungsi dan sudah kembali ke rumahnya masing-masing," ujar dia.
Selain banjir, curah hujan yang cukup tinggi tadi malam di Kabupaten Garut, menyebabkan jalur utama jalan raya Banjarwangi di wilayah Garut selatan, terputus akibat longsor. "Material longsor menutupi bahu jalan," kata dia.
Advertisement