Liputan6.com, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjalin kerja sama bidang perpustakaan dengan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas). Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dengan Panglima TNI yang diwakili oleh Asisten Komunikasi dan Elektronika Panglima TNI, Marsda TNI Agus M Bahron.
Syarif Bando menyampaikan, kerja sama yang dijalin oleh Perpusnas dan TNI ini merupakan suatu kekuatan baru dalam menyiapkan sumber-sumber bahan bacaan untuk masyarakat.
"Kami merasa mendapatkan kekuatan baru. Karena kami tahu kekuatan TNI sampai pelosok. Bukan hanya menjaga teritorial, tetapi lebih pada paradigma bagaimana membantu menyejahterakan masyarakat Indonesia. Dengan kerja sama ini, kami akan siap mendukung menyediakan sumber informasi yang terbaru, terpercaya, dan terkini," kata Syarif, Selasa (9/8/2022).
Advertisement
Syarif menambahkan, paradigma perpustakaan kini telah berubah dan berkembang. Peran perpustakaan sebagai manajemen koleksi hanya 10 persen, sedangkan sebagai manajemen pengetahuan hanya 20 persen, dan 70 persen peran perpustakaan sebagai transfer pengetahuan.
"Saya kira peran TNI dalam Manunggal Rakyat itu sangat penting sesuai dengan paradigma perpustakaan saat ini," katanya.
Dikatakan, Perpusnas sebagai lembaga pemerintah non kementerian memiliki tugas untuk merumuskan kebijakan di bidang perpustakaan dalam menginformasikan tentang perkembangan dunia ilmu pengetahuan kepada seluruh elemen masyarakat.
"Kehadiran bapak-bapak dari TNI saat ini, menjadi suatu kekuatan tersendiri dalam membangun sinergitas dalam memastikan orientasi pengembangan kita ke depan, bergeser dari perang kekuatan fisik terhadap perang kekuatan berpikir," lanjutnya.
Sementara itu, Asisten Komunikasi dan Elektronika Panglima TNI, yang membacakan sambutan Panglima TNI, menjelaskan dinamika lingkungan strategis pada tataran global, regional dan nasional, telah mempengaruhi pola dan bentuk ancaman menjadi semakin kompleks. Baik ancaman militer, ancaman nonmiliter maupun ancaman hibrida.
"Menjawab tantangan ini maka diperlukan Pertahanan Negara yang tangguh terdiri dari Pertahanan Militer dan Nirmiliter dengan mengacu pada sistem pertahanan bersifat semesta yang dipersiapkan secara dini oleh pemerintah," katanya.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, hal tersebut harus menjadi perhatian utama dalam upaya peningkatan indeks literasi masyarakat. "Kegiatan ini semakin meningkatkan pengetahuan serta wawasan masyarakat yang akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia," imbuhnya.
Usai penandatanganan MoU, digelar talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) yang mengangkat tema "Penguatan Pertahanan dan Keamanan di Era Globalisasi Melalui Budaya Literasi".
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perpustakaan Bagian dari Pertahanan Bangsa
Wakil Gubernur Lemhannas RI, Mohammad Sabrar Fadhilah, mengatakan pertahanan dan keamanan merupakan bagian dari kegiatan yang dinamis. Pertahanan dan keamanan tidak hanya urusan TNI tetapi juga semua pihak. TNI termasuk perpustakaan menjadi bagian istimewa dari anak bangsa yang harus bekerja sama untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
"Kita juga tahu bahwa literasi, perpustakaan dan buku adalah jendela dunia yang membuka pemahaman kita tentang banyak hal. Sehingga TNI memandang sangat perlu untuk dapat bergandengan tangan dengan semua pihak untuk menjaga negeri ini agar tetap bisa maju, tetap eksis mencapai tujuan nasional, masyarakat sejahtera adil dan makmur," katanya.
Wakil Komandan Kodiklat TNI, Marsda TNI Hesly Paat, mengatakan budaya literasi di lingkungan pendidikan TNI terutama Kodiklat (Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat), berperan untuk meningkatkan kemampuan maupun kualifikasi personel yang ada di TNI.
"Pada pelatihan tersebut perlu adanya penguatan literasi yang kita dapatkan mungkin lewat digital maupun buku yang ada di perpustakaan," katanya.
Kepala Museum Satriamandala dan Kapustaka TNI, Letkol Adm A. Rachman Jamal, menjelaskan inti dari pengelolaan perpustakaan di Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI) yakni memilih dan memilah buku bacaan yang sangat kredibel.
Karena hal ini terkait dengan pembinaan kesejarahan, sehingga seluruh buku-buku yang dimiliki berkaitan dengan koleksi khusus sehingga dapat dijadikan bahan riset dan penulisan.
"Pusjarah TNI juga memproduksi buku-buku yang ditujukan untuk seluruh jajaran TNI. Terakhir Pusjarah ikut berperan aktif dalam mengumpulkan dokumentasi terkait pandemi covid-19, sehingga Pusjarah berhasil menulis buku peran aktif TNI dalam penanganan pandemi covid-19," pungkasnya.
Advertisement