Liputan6.com, Jakarta - Terdapat aturan kontroversial dalam ajang Piala Dunia 2022, di mana Pemerintah Qatar melarang setiap suporter meminum bir di area stadion. Aturan tersebut jauh-jauh hari mengundang kritikan dari banyak penggemar setiap negara yang akan melihat pertandingan ke stadion.
Baca Juga
Advertisement
Berbeda dengan Piala Dunia sebelumnya, aturan ini pun menjadi sorotan bagi suporter yang terbiasa menenggak minuman beralkohol ringan tersebut. Alih-alih dilarang, rupanya aturan tersebut tak sejalan dengan apa yang dialami oleh suporter yang kini sudah ada di Qatar.
Seperti dilansir dari Daily Mail, satu di antara suporter bernama Andrew Fleming memberikan keterangan terkait aturan minuman alkohol di lokasi Piala Dunia 2022.
"Ini adalah Piala Dunia keempat saya dan meskipun rasanya sangat berbeda dari yang lain, semua orang menyambutnya. Saya pikir kedatangan melalui bandara sangat apik. Itu jauh lebih mudah daripada masuk ke Afrika Selatan pada 2010 dan Brasil pada 2014," katanya.
Ia menjelaskan jika dalam edisi Piala Dunia Qatar 2022 ini terdapat perbedaan dari ajang terakbar sebelumnya. Pada Piala Dunia Afrika Selatan dan Brasil, setiap penonton sulit untuk keluar-masuk stadion.
"Tidak banyak penggemar di sini, jadi sulit untuk membandingkannya dengan turnamen sebelumnya dalam hal itu, meskipun saya telah melihat banyak penggemar Argentina keluar-masuk," katanya.
Terasa Berbeda
Fleming melanjutkan, jika setiap pendukung masing-masing negara berbondong-bondong ke Timur Tengah, Qatar untuk mendukung Timnas mereka. Mereka pun tengah melalui berbagai rintangan untuk mencapai tempat tersebut.
Satu di antara rintangan tersebut ialah adanya larangan meminum bir saat menonton ajang Piala Dunia 2022 ini. Makanan dan Minuman tersedia di Qatar, akan tetapi alkohol memiliki harga premium yang sangat mahal.
"Pendukung dapat membeli bir di Qatar, tetapi harus membayar jika mereka ingin menikmati segelas bir sambil menonton Piala Dunia 2022. Turnamen ini terasa sangat berbeda dengan yang sebelumnya bagi penggemar sepak bola yang menuju ke Timur Tengah," tuturnya.
Advertisement
Banyak Berubah
Ia juga menuturkan bahwa ibu kota Qatar, Doha sudah banyak berubah setelah dirinya sempat melihat pertandingan Inggris pada 2008 silam.
"Di grup kami, kami memiliki beberapa apartemen yang bagus. Apartemen tersebut sangat tinggi dan bertingkat, kami bisa melihat ke bagian utama kota. Kami bisa mendapatkan makanan dengan mudah dan tidak perlu memesan restoran," katanya.
Berbeda dengan Piala Dunia sebelumnya, justru Qatar telah memudahkan setiap penggemar untuk mendapatkan makanan dan minuman yang diinginkan. Supporter pun tampak senang mendapati hal tersebut.
Kendati demikian, untuk minum bir dan minuman alkohol, penyelenggara Piala Dunia sudah menyediakan tempat yang sesuai dengan bayaran cukup mahal.
"Tidak bisa mendapatkan alkohol di stadion tidak terlalu mengkhawatirkan saya, tetapi yang mungkin tidak disadari oleh penyelenggara adalah bahwa mereka akan membawa penggemar ke stadion jauh lebih awal jika mereka menyajikan alkohol," katanya.