Warga Pasaman Barat Tangkap Buaya Sepanjang 5 Meter yang Tewaskan 2 Warga

Konflik antara manusia dan satwa buaya akhir-akhir ini meningkat di Sumatera Barat.

oleh Novia Harlina diperbarui 09 Feb 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2023, 13:00 WIB
Seekor buaya muara sepanjang 5 meter ditangkap warga Kinali Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. (Liputan6.com/ ist)
Seekor buaya muara sepanjang 5 meter ditangkap warga Kinali Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Padang - Konflik antara manusia dan satwa buaya di Sumatera Barat akhir-akhir ini meningkat. Ada dua orang di Kabupaten Pasaman Barat meninggal diserang satwa dilindungi tersebut.

"Iya dua orang yang meninggal itu di Kinali Pasaman Barat pada Januari 2023, ada tiga orang yang diserang, dua meninggal dan satu luka-luka," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Ardi Andono, Rabu (8/2/2023).

Ardi menyebut dampak dari konflik antara manusia dan buaya itu, warga di Kinali Pasaman Barat menangkap secara mandiri buaya tersebut.

Dalam dua hari terakhir, telah dua buaya muara yang ditangkap warga di Kinali, satu di antaranya berukuran besar yakni sepanjang 5 meter.

Selain di Kinali Pasaman Barat, lanjutnya, juga terdapat buaya yang ditangkap warga, yakni satu ekor di Kabupaten Padang pariaman dan satu di Pasaman tepatnya di Tigo Nagari.

"Total ada empat buaya yang ditangkap warga," jelasnya.

Seluruh satwa buaya sudah dievakuasi di tempat transit satwa. Pihaknya berterima kasih kepada warga yang telah memberi fasilitas dalam mengangkut buaya berupa satu buah truk.

Ia berharap konflik ini dapat mereda, karena Kinali merupakan habitat asli buaya. Sehingga memang perlu ada upaya dari warga untuk menyiapakan habitat untuk dijadikan penangkaran semi alami sebagai daya tarik wisata.

"Perlu dipertimbangkan adanya pakan dan pengelolaan yang baik terkait dengan penangkaran tersebut," ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Musim Bertelur dan Mengerami

Menurut Ardi, perilaku dan siklus hidup satwa bernama latin Crocodylus porosus itu, pada Januari hingga Maret memasuki musim kawin dan bertelurnya satwa buaya.

Buaya yang akan kawin dan bertelur cenderung mencari lokasi yang aman dari gangguan individu lainnya. Terutama induk buaya yang sedang bersiaga di sarang telurnya.

"Induk buaya ketika menjaga telurnya akan sangat agresif dan sensitif terhadap keberadaan mahkluk lain termasuk manusia," jelasnya.

Untuk mencegah terjadinya konflik manusia dan buaya, Ardi mengimbau masyarakat menghindari melakukan aktivitas di wilayah yang potensial sebagai sarang buaya.

Kemudian meningkatkan kewaspadaan jika menggunakan perahu di sungai atau muara sungai terutama jika perahu berisi ikan, kerang atau udang, jika bertemu langsung dengan buaya.

Masyarakat, sambungnya, sebaiknya menghindari sisi depan dan bergeraklah ke arah samping atau belakang, dan jika bertemu telur ataupun anak buaya maka segera menjauh dari lokasi itu.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar ikut andil melestarikan buaya dan berbagi ruang dan hidup berdampingan dengan satwa liar.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya