Wajib Tahu, 9 Situs Warisan Dunia UNESCO Ini Ada di Indonesia

Berikut 9 situs warisan dunia UNESCO di Indonesia

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Feb 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2023, 17:00 WIB
Candi Borobudur
Gambar ini diambil pada 10 Mei 2016 menunjukkan matahari terbit di atas Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. (GOH CHAI HIN / AFP)

Liputan6.com, Yogyakarta - Indonesia memiliki berbagai situs warisan budaya UNESCO. Tak hanya satu, terdapat 9 warisan dunia UNESCO yang berada di Indonesia.

Situs warisan dunia UNESCO atau yang biasa disebut UNESCO's World Heritage Sites merupakan tempat khusus atau landmark yang telah ditetapkan sebagai program warisan dunia secara Internasional. Tempat tersebut juga dikelola langsung oleh UNESCO World.

Berikut 9 situs warisan dunia UNESCO di Indonesia:

1. Hutan Hujan Tropis Sumatra

Hutan Hujan Tropis Sumatra menjadi warisan budaya UNESCO sejak 2011. Tempat ini berfungsi untuk menyerap karbondioksida dari udara, menyimpannya, dan menghasilkan oksigen.

Adapun ciri-ciri umum hutan hujan tropis adalah pohonnya yang memiliki batang tinggi. Selain itu, hutan dan kawasan di sekitar hutan ini juga memiliki curah hujan tinggi, suhu yang stabil, dan daun-daun pohon lebar dan hijau.

2. Kawasan Candi Borobudur

Kawasan Candi Borobudur telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO Indonesia pada 13 Desember 1991. Mengutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, bangunan candi yang terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini mulai dibangun pada 775 M hingga 832 M oleh Raja Samaratungga ketika masa Wangsa Syailendra.

Bangunan candi ini dibagun untuk memuliakan agama Buddha Mahayana. Dari segi bangunannya, Candi Borobudur memiliki ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter, serta tinggi 35,40 meter.

3. Kawasan Candi Prambanan

Sama seperti dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan juga diresmikan menjadi situs warisan dunia UNESCO Indonesia pada 13 Desember 1991. Candi Prambanan memiliki kisah legenda yang sangat menarik.

Pembangunannya diketahui karena permintaan Roro Jonggrang kepada Bandung Bandawasa. Kala itu, Rara Jonggrang hanya memberi waktu satu hari bagi Bandung Bondowoso untui membangun candi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Museum Manusia Purba Sangiran

4. Museum Manusia Purba Sangiran

Museum Manusia Purba Sangiran menyajikan puluhan ribu fosil dari 2 juta tahun yang lalu. Meski demikian, beberapa fosil masih relatif utuh.

Untuk menyimpan berbagai macam fosil yang ada tersebut, Museum Manusia Purba Sangiran memiliki luas 56 km² yang meliputi tiga kecamatan di Sragen, yakni Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh. Selain itu, ada juga Kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar.

5. Sistem Subak Bali

Sistem Subak di Bali merupakan suatu sistem pengairan yang berhubungan dengan hukum adat. Sistem ini juga dipercaya sebagai konsep kehidupan sosial, pertanian, dan keagamaan masyarakat Bali.

Sistem subak ini memiliki luas irigasi sekitar 20.000 hektar. Sistem ini berada dalam lima kabupaten, yaitu Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, dan Tabanan.

6. Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto

Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto yang berada di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra Barat, ditetapkan sebagai warisan budaya UNESCO pada 10 Juli 2019. Alasan penetapan tersebut meliputi tiga hal, yakni Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto menunjukkan perkembangan teknologi perintis abad ke-19 yang menggabungkan antara ilmu teknik pertambangan bangsa Eropa dengan kearifan lingkungan lokal, praktik tradisional, serta nilai-nilai budaya dalam kegiatan penambangan batubara yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Barat.

Selain itu, juga adanya hubungan sistemik industri tambang batubara, sistem perkeretaapian, dan pelabuhan yang berperan penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial di Sumatera dan di dunia. Alasan ketiga karena nominasi Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto menggambarkan dinamisnya interaksi sosial dan budaya antara dunia timur dan barat, yang berhasil mengubah daerah tambang terpencil menjadi perkotaan dinamis dan terintegrasi, yang terdiri dari masyarakat multi-etnis dan multi-agama.

 


Taman Nasional Komodo

7. Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo merupakan taman nasional yang bertujuan untuk menjaga kelestarian hidup biawak komodo (Varanus komodoensis) bersama alam sekitarnya. Selain itu, ditempat ini juga terdapat kuda, rusa, ular, banteng liar, babi hutan jantan, kera, berbagai jenis burung, hingga biota laut.

Taman Nasional Komodo memiliki luas total 1.733 km². Kawasan tersebut mencakup tiga pulau besar, mulai dari Komodo, Padar dan Rinca, serta 26 pulau kecil.

8. Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz yang terletak di Papua berfungsi untuk melindungi Buaya Muara (Crocodylus porosus) dan Buaya Air Tawar Irian (C. novaeguineae). Selain itu, di tempat tersebut juga diperkirakan menjadi tempat kediaman Suku Nduga, Dani Barat, Suku Amungme, Suku Sempan, dan Suku Asmat.

9. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon menjadi lokasi perlindungan satwa, seperti badak Jawa, owa Jawa, surili, maleo, tarsius, anoa,  macan tutul, dan lainnya. Taman marga satwa yang terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten, ini juga menyediakan berbagai macam wahana rekreasi, mulai dari curug hingga pemandian air panas.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya