Liputan6.com, Jakarta - Pengalaman mistis kerap dialami seseorang dalam kondisi dan situasi apa pun. Seperti yang dialami salah seorang perawat yang bekerja di salah satu klinik di Cirebon. Sebut saja Anto, dia mengaku memiliki pengalaman mistis yang tak pernah dilupakan.
Pengalaman tersebut terjadi saat dirinya bertugas pada malam hari. Pada saat bertugas, dia berjaga seorang diri karena rekannya sakit.
Advertisement
Baca Juga
Kisah ini merupakan bagian dari cerita pengalaman pribadi seorang perawat pada tanggal 23 Juli 2022 tahun lalu.
Tepat pada pukul 23.00 WIB dia masuk mengerjakan pekerjaan yang menjadi tugas temannya. Semula Anto tidak memiliki pikiran serta perasaan aneh selama bekerja.
Bahkan, bagi Anto, dinas malam sudah menjadi bagian dari pekerjaan sebagai seorang perawat. Namun, saat itu Anto mengaku merasakan keanehan.
Terdengar kursi roda yang ada tepat di samping pintu ruang perawat mulai mengeluarkan suara dan bergerak dengan sendirinya.
Rasa takut mulai menyeruak dalam tubuh dan pikiran Anto. Tidak berselang lama lampu di tempat dia bertugas mati dan kemudian menyala kembali.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Saksikan video pilihan berikut ini:
Mencekam
Melihat keanehan itu, dirinya melihat rekaman CCTV yang terpasang tepat mengarah pada pintu di mana kursi roda itu tersimpan.
Dalam rekaman CCTV tidak terlihat hewan atau apa pun yang dapat menggerakkan kursi roda itu. Melihat kejanggalan itu, dirinya mulai menggenggam handphone miliknya kemudian menyetel lantunan ayat suci Al-Qur'an untuk menenangkan diri.
Tidak berselang lama, saja kursi roda yang terlipat tiba-tiba jatuh. Spontan Anto mengucapkan istigfar dan Asmaul Husna.
Makin lama gangguan semakin terasa olehnya seperti apa yang diceritakannya. Setelah kursi roda yang jatuh, kemudian kursi yang ada di sekitar mulai bergerak dengan sendiri hingga menambah suasana semakin mencekam.
Karena tidak dapat lagi menahan rasa takutnya, dia memilih untuk mengambil langkah seribu menuju pos satpam yang juga ada yang bertugas pada malam itu.
Dengan peluh yang mulai bercucuran ditambah muka pucat, dirinya berteriak memanggil sambil berlari menuju pos satpam.
Sambil menceritakan atas apa yang dialaminya kepada satpam, dia memilih berdiam diri di pos satpam dan enggan masuk ke dalam klinik tempat dia bekerja.
Beruntungnya tidak ada pasien rawat inap maupun yang datang pada malam itu. Sehingga, dirinya memilih bersama satpam sampai pagi tiba.
Setelah mengalami kejadian yang baru pertama kali dialaminya, dia memilih bertugas pada pagi hari atau sore hari karena mengaku masih trauma dengan kejadian tersebut.
Advertisement