Liputan6.com, Wellington - Seorang wanita berjilbab tiba-tiba keluar dari lift dengan teriakan histeris. Kerumunan kecil yang berkumpul di koridor bawah tanah parlemen Selandia Baru langsung mundur dengan cemas.
Pemandu mereka—seorang wanita bergaun putih panjang—tersenyum manis.
Baca Juga
"Silakan naik lift jika berani," katanya. Tidak ada yang melangkah maju.
Advertisement
Tur malam ini bukanlah tur biasa di gedung parlemen Wellington.
Dalam sesi khusus yang diadakan saat parlemen tidak bersidang, pemandu mengenakan pakaian era Victoria dan mengisahkan sejarah kelam gedung ini—kisah yang sebagian besar faktual, namun juga sarat dengan legenda paranormal yang telah lama beredar di kalangan staf politik.
Salah satu bagian parlemen yang paling menyeramkan adalah perpustakaan gotiknya yang megah. Dibangun pada akhir abad ke-19, gedung ini telah lolos dari dua kebakaran, satu banjir, dan pernah dipenuhi oleh kucing liar.
"Ini kesempatan terakhir kalian untuk mundur," ujar Lisa Brand, seorang pemandu dengan wajah berlumuran darah palsu, kepada kelompok tur yang hadir, seperti mengutip AP News, Rabu (26/3/2025).Â
Tur dimulai di atrium luas dengan pemandu yang tiba-tiba menjerit nyaring, suaranya menggema hingga ke jendela-jendela kantor para anggota parlemen. Inilah alasan mengapa tur mistis ini hanya diadakan saat parlemen sedang libur.
Perpustakaan ini, dengan kaca patri berwarna dan lampu gantung kristal, menciptakan suasana seram yang sempurna. Pada tur malam itu, pengunjung disambut oleh sosok-sosok bayangan yang meluncur turun dari tangga sambil melolong di bawah potret mantan kepala perpustakaan dan perdana menteri Selandia Baru.
Salah satu kisah yang diceritakan adalah tentang badai hebat yang melanda Wellington pada 1968. Badai ini menenggelamkan sebuah kapal feri dan menewaskan 53 orang. Gedung parlemen pun terkena dampaknya—atap perpustakaan berlubang, memaksa para pustakawan naik ke atap untuk menyelamatkan buku-buku.
"Entah kenapa, mereka melakukan ini hanya dengan pakaian dalam," ujar pemandu dengan nada bercanda.
"Tampaknya, ada sejarah panjang orang kehilangan celana mereka di parlemen ini."
Dengan nada misterius, ia menambahkan, "Dan saya belum mulai membahas politisi."
Â
Kematian Tragis dan Tengkorak yang Dicuri
Salah satu kisah paling terkenal yang diceritakan dalam tur ini adalah kematian tragis William Larnach. Politisi Selandia Baru ini ditemukan tewas di parlemen pada 1898 dengan pistol di tangannya, akibat tekanan finansial dan masalah keluarga.
Namun, misterinya tidak berhenti di situ. Konon, arwah Larnach masih bergentayangan di gedung parlemen, tetapi yang lebih mengejutkan adalah tengkoraknya yang sempat hilang. Tengkorak itu akhirnya ditemukan kembali pada 1972—di kamar seorang mahasiswa.
Tak hanya itu, legenda juga menyebutkan kehadiran roh Ewen McColl, pustakawan penuh waktu pertama di parlemen, yang kematiannya sebagian dikaitkan dengan kelelahan akibat pekerjaan.
Â
Advertisement
Lorong Bawah Tanah yang Mencekam
Saat tur berlanjut ke lantai bawah tanah, atmosfer semakin mencekam. Lorong-lorong semakin sempit, langit-langit semakin rendah. Tiba-tiba, terdengar dentuman keras dari ruangan yang tampaknya terkunci rapat.
Bagian bawah tanah parlemen menyimpan arsip sejarah, tetapi juga menjadi tempat berbagai fenomena aneh. Staf yang bekerja di sana telah melaporkan banyak kejadian misterius, seperti tangan tak terlihat yang muncul dari rak buku, lagu-lagu yang terdengar dari kamar mandi kosong, serta sosok wanita menyeramkan yang muncul di cermin.
Namun, tak semua misteri di parlemen bersifat supranatural. Pada 1977, gedung ini mengalami kejadian nyata yang cukup mengganggu—serangan kutu akibat populasi kucing liar yang tidak terkendali.
Meski tur ini berakhir di lorong-lorong bawah tanah yang menyeramkan, kisah-kisahnya terus berlanjut di telinga para pengunjung yang meninggalkan gedung dengan bulu kuduk meremang.
Â
